Selamat Datang

Belajar Merancang Percobaan merupakan blog untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Perancangan Percobaan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Sabtu, 11 Februari 2023

2.1. Rancangan Acak Lengkap (RAL): Penggunaan, Perancangan, dan Analisis Data

Pada materi 1.1 kita sudah membahas bahwa perancangan percobaan sebenarnya mencakup tigas aspek perancangan, yaitu: (1) perancangan perlakuan, (b) perancangan lingkungan, dan (3) perancangan tanggapan. Kita sudah membahas aspek pertama dan aspek kedua dari perancangan percobaan pada materi 1.2 dan aspek ketiga dari perancangan percobaan pada materi 1.3. Berkaitan dengan perancangan perlakuan, jika hanya terdiri atas satu perlakuan/faktor maka rancangan percobaan dikategorikan sebagai rancangan dasar dan jika lebih dari satu faktor dikategorikan sebagai rancangan faktorial. Jika ada yang masih belum benar-benar memahami ketiga aspek perancangan percobaan tersebut, silahkan menanyakan untuk kita diskusikan pada saat kuliah luring. Pada materi kulian 2.1 ini kita akan membahas rancangan rancangan dasar yang paling sederhana yang dinamakan rancangan acak lengkap (RAL, completely randomized design, CRD).
2.1.1. MATERI KULIAH

2.1.1.1. Membaca Materi
Apa itu RAL, kapan menggunakannya, dan apa lelebihan/kekurangannya?
Rancangan acak lengkap (RAL, completely randomized design, CRD) merupakan satu dari tiga rancangan dasar dalam perancangan percobaan, selain rancangan acak kelompok (RAK) dan rancangan bujur sangkar latin (RBSL). Di antara ketiga rancangan dasar ini, RAK merupakan rancangan yang paling sederhana. Sebagaimana telah disebutkan di atas, perancangan percobaan melibatkan tiga aspek. Dalam RAL, ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:
  • Perancangan perlakuan/faktor, RAL sebagai rancangan dasar melibatkan hanya satu perlakuan/faktor (treatment/factor) yang terdiri atas beberapa taraf (levels), baik taraf kualitatif maupun taraf kuantitatif. Taraf dapat ditetapkan sendiri oleh peneliti (model tetap, fixed model) maupun diambil sebagai sampel dari lebih banyak taraf yang tersedia (model acak, random model). Contoh taraf perlakuan kualitatif model tetap: kultivar tanaman yang ditentukan sendiri oleh peneliti dan model acak: kultivar tanaman yang dicobakan sebagai sampel dari banyak kultivar yang seharusnya dicobakan. Contoh taraf perlakuan kuantitatif model tetap: dosis pemupukan yang ditentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan pustaka dan model acak: dosis pemupukan yang diambil sebagai sampel dari kisaran tertentu dosis pemupukan.
  • Perancangan lingkungan, RAL sebagai rancangan dasar mensyaratkan kondisi lingkungan internal (antar objek percobaan, misalnya tanaman berumur sama) maupun kondisi lingkungan eksternal (luar objek percobaan, misalnya arah cahaya, kemiringan lahan, dsb.) yang serba sama (homogen), sehingga pengacakan dapat dilakukan sekaligus terhadap semua satuan percobaan (experimental units), dengan jumlah ulangan sama maupun tidak sama.
  • Perancangan tanggapan/respons, RAL melibatkan pengamatan terhadap satu atau lebih peubah yang sesuai dengan perlakuan, dapat dilakukan terhadap keseluruhan satuan percobaan (tanpa pengambilan sampel, without sampling) maupun terhadap sebagian satuan percobaan (dengan pengambilan sampel, with sampling)
Mengingat persyaratan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal sebagaimana tersebut di atas maka percobaan dengan rancangan RAL biasanya dapat dilakukan hanya di laboratorium atau di rumah kaca. Percobaan dengan rancangan RAL di lapangan dapat dilakukan hanya dalam kondisi lahan datar dengan pengairan yang merata dan tanpa naungan, sebaimana misalnya pada lahan sawah.

Penggunaan RAL dalam percobaan mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1.1.

Kekurangan RAL diatasi dengan menggunakan rancangan dasar lain, misalnya RAK atau RBSL atau dengan menggunakan rancangan tingkat lanjut, misalnya RAL faktorial jika diperlukan untuk mengetahui pengaruh interaksi antar faktor.

Bagaimana rumusan hipotesis yang diuji dan asumsi apa saja yang harus dipenuhi agar pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan valid?
Percobaan kita gunakan sebagai metode penelitian jika ingin menguji hipotesis mengenai pengaruh perlakuan, misalnya pengaruh kultivar, pengaruh dossis pemupukan, dsb. Dalam merumuskan masalah penelitian, biasanya kita menyatakan bahwa produksi masih rendah sehingga perlu dicobakan kultivar tanaman dengan produktivitas yang lebih tinggi, dipupuk dengan dosis yang optimal, dsb. Dalam melaksanakan percobaan sebagai metode penelitian, masalah penelitian tersebut perlu dirumuskan sebagai hipotesis nol (H0) dan hipotesis tandingan (H1):
  • Model tetap: H0: Semua  τi = 0 versus H1: Tidak semua τi = 0, pengujian hipotesis dilakukan terhadap rerata perlakuan (treatment means)
  • Model acak: H0: στ2 = 0 versus H1: στ2 > 0, pengujian hipotesis dilakukan terhadap ragam perlakuan (treatment variances)
Pengujian hipotesis model tetap maupun model acak dilakukan terhadap hipotesis nol dengan menggunakan model yang sama, yang lazim disebut model linier umum (general linear model, GLM) sebagai berikut:
yij = µ + τi + εij; τi dan εij bersifat bebas (independent) dan pengaruh perlakuan bersifat aditif;
dengan keterangan: yij=data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j, µ=rerata umum, τi=pengaruh taraf perlakuan ke-i, dan εij=galat pada taraf perlakuan ke-i dan ulangan ke-j dengan εij ~ N(0, σ2). Untuk menguji hipotesis, harus dipenuhi asumsi sebagai berikut:
  • Model tetap: E(τi)=τ dan εij berdistribusi normal dengan rerata=0 (Στi=0) dan ragam=σe2 (εij∼N(0,σe2)
  • Model acak: E(τi)=0, E(τi2)=στ2, dan εij berdistribusi normal dengan ragam=0 (Στi=0) dan ragam=σe2 (εij∼N(0,σe2)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (analysis of variance, ANOVA) untuk mempartisi (memecah) ragam total (total variance) menjadi beberapa komponen pembentuknya sebagai berikut:
dengan keterangan: Ŷ..=rerata umum, Ŷi.=rerata taraf perlakuan ke-i, dan Yij=data hasil pengamatan pada taraf perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Bagaimana mengacak letak satuan percobaan dalam RAL?
Agar asumsi mengenai RAL sebagaimana diuraikan di atas dapat dipenuhi maka penempatan satuan percobaan harus dilakukan secara acak. Sesuai dengan namanya acak lengkap, pengacakan dalam RAL dilakukan sekaligus terhadap seluruh satuan percobaan secara lengkap. Pengacakan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Berdasarkan pada jumlah taraf perlakuan dan jumlah ulangan yang akan dicobakan, ditentukan jumlah satuan percobaan. Misalnya dalam percobaan pengujian 5 kultivar tanaman dalam 4 ulangan diperloh 20 satuan percobaan. Ke-20 satuan percobaan dibuatkan denah peletakkannya dengan nomor urut sebagai berikut:
  2. Memberikan kode terhadap setiap satuan percobaan, misalnya dengan menggunakan huruf A, B, C, D, dan E sebagai kode kultivar dan angka 1, 2, 3, dan 4 sebagai kode ulangan sehingga satuan percobaan diberikan kode A1, A2, A3, A4, B1, B2, B3, ..., D4, E1, E2, E3, dan E4.
  3. Melakukan pengacakan terhadap kode satuan percobaan  A1, A2, A3, A4, B1, B2, B3, ..., D4, E1, E2, E3, dan E4 dapat dilakukan dengan cara pengundian dan penempatan kode ke dalam denah percobaan dilakukan berdasarkan nomor urut kode yang terambil dalam urutan pengundian, misalnya jika kode yang terambil pada urutan pertama adalah C3 maka satuan percobaan C3 ditempatkan pada tempat dengan kode 1 dalam denah percobaan. Pengacakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi ="RAND()" dalam Excel, dengan terlebih dahulu membuat nomor urut satuan percobaan pada kolom A, kode satuan percobaan pada kolom B, dan kemudian mengetikan =RAND() pada kolom C di sebelah kanan A1, salin dan tempel sampai pada kolom C di sebelah kanan E4, blok kolom B dan C dari B1 sampai sel C disebelah kanan E4, klik menu Editing>Sort&Filter>Custom sort, lalu pilih kolom C. Misalkan berdasarkan pada hasil pengacakan diperoleh D2 di sebelah kanan nomor urut 1 maka satuan percobaan dengan kode D2 ditempatkan dalam denah dengan kode nomor urut 1. 
Selain dengan cara sebagaimana diuraikan di atas, pengacakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan acak atau dengan menggunakan layanan pengacakan daring. Untuk melakukan pengacakan dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel sebagaimana diuraikan di atas, silahkkan mengunduh FILE PANDUAN, sedangkan untuk menggunakan layanan daring silahkan kunjungi situs EDGAR: Experimental Design Generator And Randomiser untuk mengunduh file Excel yang diperlukan melakukan pengacakan satuan percobaan RAL dengan jumlah ulangan sama dan RAL dengan jumlah ulangan tidak sama.

Bagaimana melakukan analisis data hasil percobaan menggunakan RAL?
Sebagaimana sudah disebutkan di atas, data hasil percobaan dengan rancangan RAL dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ANOVA untuk mempartisi komponen ragam. Namun sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu data perlu dimasukkan ke dalam komputer, antara lain dengan menggunakan aplikasi tabel lajur Excel. Pemasukan data ke dalam tabel lajur Excel perlu dilakukan dengan memperhatikan apakah data akan dianalisis secara manual atau dengan menggunakan aplikasi tertentu. Pemasukan data ke dalam aplikasi tabel lajur Excel lazim dilakukan dengan menempatkan taraf perlakuan dalam baris dan ulangan dalam kolom atau sebaliknya dengan menempatkan taraf perlakuan dalam kolom dan ulangan dalam baris. Manapun di antara kedua cara ini yang dipilih, perubahan dapat dilakukan dengan melakukan transpose, yaitu memasukkan data dengan menggunakan alah satu cara dan kemuudian memblok dan memotong lalu menempel khusus (paste special) dengan mengklik kotak Transpose. Namun untuk program aplikasi tertentu, data perlu dimasukkan dalam format kolom A dengan label perlakuan dan kemudian kode perlakuan diletakkan dalam baris ke arah bawah, kolom B dengan label ulangan dan kemudian kode ulangan diletakkan dalam baris ke arah bawah, dan kolom C dengan label sesuai dengan peubah yang diamati lalu datanya diletakkan dalam baris ke arah bawah.

Untuk mempelajari cara melakukan analisis ragam secara manual dengan menggunakan Excel, kita masukkan data dengan menempatkan taraf perlakuan dalam baris dan ulangan dalam kolom. Sebagai contoh melakukan analisis, kita gunakan data produksi gabah kering hasil percobaan pengendalian hama wereng coklat dan penggerek batang pada tanaman padi sawah dengan menggunakan insektisida semprot dan insektisida tebar dengan jenis insektisida yang ditentukan oleh peneliti sehingga RAL merupakan model tetap. Perhatikan bahwa percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan RAL karena dari percobaan-percobaan yang sudah pernah dilaksanakan sebelumnya, dapat dijamin bahwa keadaan lingkungan eksternal lokasi percobaan serba sama (homogen). Untuk mempelajari cara melakukan ANOVA secara manual menggunakan program aplikasi Excel untuk data hasil percobaan dengan menggunakan RAL model tetap, silahkan unduh FILE CONTOH dan terlebih dahulu mengklik sheet ANOVAmanualPsama (yaitu ANOVA secara manual untuk data dari percobaan dengan jumlah ulangan sama untuk setiap taraf perlakuan) dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Menuliskan rumusan H0 dan H1
  2. Menuliskan model linier RAL, memahami komponen model, dan menyajikan komponen ragam model ke dalam bentuk tabel ANOVA untuk RAL
  3. Menghitung derajat nilai bebas (db, degrees of freedom, df) untuk setiap komponen ragam ANOVA untuk RAL
  4. Menghitung faktor koreksi (FK, correction faktor, CF) yang akan digunakan untuk mengoreksi jumlah kuadrat (JK, sums of squares, SS) 
  5. Menghitung jumlah kuadrat (JK, sums of squares, SS) untuk komponen ragam yang terdiri atas: ragam umum (JKU, total sum of squares, TotalSS), ragam perlakuan (JKP, treatment sum of squares, TreatmentSS), dan ragam galat (JKG, error sum of squares, Error SS)
  6. Menghitung Kuadrat Tengah (KT, means squares, MS) untuk komponen ragam perlakuan (KTP, mean sqaures for treatment, MST) dan ragam galat (KTG, mean squares for error, MSE)
  7. Menghitung nilai uji F (Fhitung, Fcalculated)
  8. Mencari nilai Ftabel dengan derajat bebas perlakuan sebagai pembilang dan derajat bebas galat sebagai penyebut
  9. Memasukkan nilai db, JK, KT, Fhitung dan Ftabel ke dalam tabel ANOVA untuk RAL dan mengambil keputusan berdasarkan pada hasil uji F. Jika Fhitung > Ftabel pada taraf nyata 0,05 berarti H0 ditolak dan perlakuan berpengaruh nyata dan jika Fhitung > Ftabel pada taraf nyata 0,01 berarti H0 ditolak dan perlakuan berpengaruh sangat nyata. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata 0,05 berarti H0 diterima dan perlakuan berpengaruh tidak nyata dan jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata 0,01 berarti H0 diterimak dan perlakuan berpengaruh tidak sangat nyata. H0 dapat ditolak pada taraf nyata 0,05 tetapi diterima pada taraf nyata 0,01.
  10. Menginterpretasikan hasil ANOVA, berpengaruh sangat nyata berarti perbedaan dalam data yang dianalisis, dalam hal contoh yang digunakan berarti perbedaan data produksi gabah kering padi terjadi benar-benar karena penyemprotan insektisida untuk mengendalikan wereng coklat dan penggerek batang, bukan karena faktor lain. Nyata dalam pengertian ini adalah nyata secara statistik, bukan nyata dalam pengertian sehari-hari yang dapat berarti penting, besar, dan sebagainya. Jika H0 diterima berarti perlakuan berpengaruh tidak nyata dan dalam keadaan demikian, jangan membahas perbedaan angka rata-rata perlakuan karena perbedaan angka rata-rata tersebut, jika ANOVA memberikan hasil tidak nyata, berarti perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja, bukan karena pengaruh perlakuan.
Setelah mempelajari cara mengerjakan ANOVA secara manual untuk data dari percobaan dengan jumlah ulangan sama untuk setiap taraf perlakuan pada sheet RAL-ANOVA-ulanganSAMA, silahkan klik sheet RAL-ANOVA-ulanganTIDAKSAMA pada FILE CONTOH untuk mempelajari cara mengerjakan ANOVA untuk data dari percobaan RAL dengan jumlah ulangan yang tidak sama untuk setiap taraf perlakuan. 

Pada FILE CONTOH1, ANOVA dilakukan tergadap data yang terdiri atas satu data untuk setiap satuan percobaan. Dalam percobaan lapangan, jika yang diamati bukan hasil sebagaimana dalam contoh, pengamatan tidak dapat dilakukan terhadap setiap tanaman yang terdapat dalam satu petak satuan percobaan. Misalnya untuk menghitung padat populasi wereng coklat atau intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh penggerek batang padi, pengamatan dilakukan dengan mengambil tanaman sampel dalam dari setiap petak satuan percobaan. Dalam hal ini, akan dihasilkan beberapa data untuk setiap satuan percobaan. Beberapa data dalam setiap satuan percobaan ini TIDAK BISA direratakan karena antar data yang satu dengan yang lainnya dalam setiap satuan percobaan terdapat galat pengambilan sampel. Untuk itu maka ANOVA dilakukan dengan menggunakan model linier dengan pengambilan sampel:

Yijk =m + ti + ej(i) + dk(ij)

dengan keterangan: Yijk=data pengamatan pada satuan percobaan ke-i, ulangan ke-j, dan sampel ke-j, m=rerata umum,  ti=pengaruh perlakuan ke-i, ej(i)=galat ulangan ke-j taraf perlakuan ke-i, dan dk(ij)=galat pengambilan sampel ke-k pada ulangan ke-j, perlakuan ke-i. ANOVA dilakukan dengan langkah-langkah yang sama, tetapi pemisahan ragam dilakukan untuk perlakuan, galat percobaan, dan galat pengambilan sampel sehingga tabel ANOVA menjadi sebagaimana pada Tabel 2.1.2.

Perhatikan bahwa untuk menentukan Fhitung, digunakan KTP dan KTG dengan pembilang dbP dan penyebut dbG pada saat mennentukan nilai Ftabel. Untuk memelajari cara melakukan perhitungan ANOVA data percobaan dalam RAL dengan pengambilan sampel, silahkan unduh FILE CONTOH lalu lakukan ANOVA secara manual terhadap data pada sheet RAL-ANOVA-pengambilansampel.

Adakah program aplikasi yang dapat diperoleh gratis dan mudah digunakan?
Setelah mengerjakan ANOVA secara manual, Anda mungkin merasakan cukup rumit. Jika melakukan kesalahan pada langkah awal, misalnya kesalahan menghitung FK, maka kesalahan akan berlanjut ke langkah berikutnya, meskipun dalam langkah berikutnya Anda melakukan dengan benar. Demikian juga jika Anda melakukan kesalahan dalam menghitung JK, kesalahan akan berlanjut ke perhitungan KT dan akhirnya pada nilai Fhitung. Oleh karena itu, pengerjaan ANOVA secara manual sangat rentan mengalami kesalahan dan sebaiknya dilakukan hanya sebagai latihan agar Anda memahami ANOVA itu sebenarnya seperti apa. Setelah Anda memahami bagaimana mengerjakan ANOVA dan dapat menjelaskan hasil analisis yang diperoleh dari ANOVA, sebaiknya Anda mengerjakan ANOVA dengan menggunakan program aplikasi. Sebagaimana sudah saya sampaikan pada materi kuliah 1.1, program aplikasi yang akan kita pelajari untuk menganalisis data adalah R yang kita jalankan melalui antarmuka RStudio. Sebelum melanjutkan, silahkan terlebih dahulu membaca kembali uraian pengantar mengenai R, mengenai RStudio, dan Menata Data dengan R. 

Untuk menggunakan R menganalisis data, yang pertama harus kita lakukan adalah memasukkan data yang akan kita analisis. Sebagai latihan melakukan ANOVA dengan menggunakan package dplyr, silahkan terlebih dahulu memastikan bahwa paket tidyverse telah terpasang dengan mengetikkan:
> library(tidyverse)
Bila paket tidyverse belum terpasang, pada antarmuka RStudio panel utama Keluaran, klik panel Packages lalu pilih Install dan pada kotak dialog yang tampil ketik tidyverse lalu klik tombol OK. Untuk berlatih, kita akan melakukan ANOVA menggunakan data PlantGrowth yang sudah tersedia dalam R Base. Kita buat data frame dengan nama latihan1:
> latihan1 <- PlantGrowth
Untuk memeriksa data, kita jalankan perintah View:
> View(latihan1)
Tabel data akan ditampilkan pada panel Sumber. Periksa dan pahami struktur data yang akan kita analisis:  data PlantGrowth terdiri atas kolom weight (berat) dan group (grup). Dalam R, wight dan group merupakan peubah, tetapi group merupakan peubah khusus yang disebut factor. Dalam hal ini factor terdiri atas perlakuan yang terdiri atas taraf yang disebut level. Untuk memeriksa taraf yang terdapat dalam perlakuan, jalankan perintah:
> levels(latihan1$group) # memeriksa taraf dalam perlakuan
Diperoleh hasil:
[1] "ctrl" "trt1" "trt2"
Untuk memperoleh ringkasan data, jalankan perintah:
>  summarise(
+    count = n(),
+    mean = mean(weight, na.rm = TRUE),
+    sd = sd(weight, na.rm = TRUE)
+  )
Diperoleh hasil:
# A tibble: 3 × 4
  group count  mean    sd
  <ord> <int> <dbl> <dbl>
1 ctrl     10     5.03    0.583
2 trt1     10     4.66    0.794
3 trt2     10     5.53    0.443
tibble dalam hasil di atas merupakan bentuk khusus data frame yang digunakan dalam package tidyverse. Untuk memperoleh gambaran awal mengenai data, jalankan perintah membuat plot kotak (boxplot) untuk setiap perlakuan:
> boxplot(weight ~ group, data = latihan1,
+         xlab = "Perlakuan", ylab = "Berat",
+         frame = FALSE, col = c("#00AFBB", "#E7B800", "#FC4E07"))
Hasil dari menjalankan perintah ini disajikan pada panel Plot dalam panel utama Keluaran:
Perhatikan bahwa plot yang dihasilkan kurang rapi. Untuk menghasilkan plot yang lebih menarik, gunakan package ggplot2 yang sudah terpasang pada saat memasang package tidyverse:
> # plot kotak dasar
> ggplot(latihan1, aes(x=group, y=weight)) + 
+   geom_boxplot(fill="gray")+
+   labs(title="Plot Kotak Perlakuan",x="Perlakuan", y = "Berat")+
+   theme_classic()
Diperoleh plot kotak dengan warna abu-abu:
yang kemudian dapat kita ubah secara otomatis dengan memerintahkan penggunaan tema klasik:
> # ubah warna kotak secara otomatis per grup
> plotkotak <- ggplot(latihan1, aes(x=group, y=weight, fill=group)) + 
+   geom_boxplot()+
+   labs(title="Plot Kotak Perlakuan",x="Perlakuan", y = "Berat")
+ plotkotak + theme_classic()
Diperoleh plot kotak berwarna dengan tema klasik dengan keterangan legenda warna kotak di sebelah kanan:
Untuk memahami apa itu plot kotak, silahkan kunjungi CHARTIO: What Is a Box Plot and When to Use It. Untuk memahami perintah yang digunakan dalam membuat grafik dengan menggunakan pachake ggplot2, silahkan baca panduan ggplot2 Shoort Tutorial dan kemudian setelah memahami dasar-dasarnya, untuk mendalami silahkan pelajari ggplot2 Tutorial 1 Intro, ggplot2 Tutorial 2 Theme, ggplot2 Tutorial 3 Masterlist, dan ggplot2 Quickref.

Setelah memperoleh gambaran mengenai data, selanjutnya kita lakukan ANOVA dengan menggunakan model RAL:
> library(dplyr) # mengaktifkan kembali package dplyr setelah sebelumnya diaktifkan package ggplot2
> latihan1 # menampilan data latihan1
> anovalatihan1 <- aov(weight ~ group, data = latihan1) # model ANOVA data rancangan RAL dengan menggunakan R base dengan dukungan package dplyr. 
Untuk menampilkan hasil ANOVA, kita jalankan perintah:
> summary(anovalatihan1) # menampilkan hasil ANOVA
Diperoleh hasil sebagai berikut:
                  Df   Sum Sq   Mean Sq   F value    Pr(>F)  
group           2   3.766      1.8832       4.846       0.0159 *
Residuals   27 10.492      0.3886                 
---
Signif. codes:  0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Perhatikan bagwa dalam hasil di atas group=perlakuan, Residuals=galat, df=derajat bebas, Sum Sq=Jumlah Kuadrat, Mean Sq=Kuadrat Tengah, F value=Fhitung, dan Pr(>F)=peluang Fhit>Ftabel. Karena Pr(>F)=0,0159 yang berrarti >0,01 tetapi <0,05 maka perlakuan berbeda nyata pada taraf 0,05 (*) atau perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat pada taraf nyata 0,05 (*). Menjalankan ANOVA dengan menggunakan fungsi aov di atas diuraikan pada situs STHDA Statistical Tools for High-Throughput Data Analysis: One-Way ANOVA Test in R. Untuk menata dan menyimpan tabel ANOVA, silahkan pelajari di Agron Info Tech: Rapid publication-ready ANOVA table in R, untuk sementara silahkan menyimpan dengan cara membok dan menyalin ke clipboard. Setelah menjalankan ANOVA, perlu dijalankan fungsi pengujian asumsi ANOVA dan fungsi uji lanjut. Menjalankan pengujian asumsi ANOVA akan kita pelajari pada bagian akhir materi kuliah ini, sedangkan untuk menjalankan uji lanjut akan kita pelajari secara gabungan untuk rancangan RAL, RAK, dan RBSL pada materi kuliah sesi 7. Untuk berlatih menjalankan ANOVA, sebagai tugas kelompok Anda akan berlatih menjalankan fungsi aov terhadap data FILE CONTOH1 dengan terlebih dahulu mengunduh file dan kemudian memasukkan kembali data pada sheet RAL-ANOVA-ulanganSAMA ke dalam file baru sesuai dengan struktur data pada contoh di atas dan kemudian simpan dalam format csv dengan nama filecsvlatihan2.

Perhatikan bahwa selain menggunakan fungsi aov, menjalankan ANOVA dalam R Base juga dapat dilakukan dengan fungsi lm, tetapi dengan menata data dengan cara yang berbeda. Untuk menjalankan ANOVA dengan menggunakan fungsi lm, silahkan kunjungi RPubs: Experimental Design in R. Pada latihan menjalankan ANOVA di atas kita menggunakan R base dengan dukungan package dplyr. Selain menggunakan R base, kita dapat menggunakan package khusus untuk menjalankan ANOVA, baik package ANOVA secara umum maupun package ANOVA percobaan dalam bidang biologi dan bidang pertanian. Menjalankan ANOVA dengan menggunakan package biasanya lebih mudah dan lebih lengkap, tetapi kita perlu memasang package yang akan kita gunakan dan mempelajari cara menjalankan perintahnya. Contoh package ANOVA dalam bidang biologi adalah doebioresearch, sedangkan ANOVA dalam bidang pertanian adalah agricolae. Untuk mempelajari package doebioresearch, silahkan kunjungi RPubs: Design of Experiment Using ‘doebioresearch' Package, sedangkan mempelajari package agricolae silahkan kunjungi MYASEEN208: agricolae: Statistical Procedures for Agricultural Research dengan mengklik menu Tutorial dan mengklik pilihan Introduction to agricolae. Untuk melakukan pengacakan petak perobaan dapat digunakan package agricolaeplotr yang dapat dipelajari pada halaman agricolaeplotr: A Package for Visualization of Design of Experiments.

Anda juga dapat menjalankan ANOVA dalam aplikasi tabel lajur Excel dengan menggunakan add-in Analysis ToolPak yang tersedia pada program aplikasi tabel lajur Excel dengan terlebih dahulu mengaktifkannya jika sebelumnya belum pernah diaktifkan. Saya sudah mengajarkan cara mengaktifkan dan menggunakan add-in ini pada mata kuliah statistika bagi Anda yang mengambil mata kuliah statistika di kelas saya. Setelah mengaktifkan add-in Analysis ToolPack, silahkan klik menu Data>Analysis>Data Analysis lalu pada menu popup yang tampil pilih Anova: Single Factor lalu klik OK. Selanjutnya silahkan mengerjakan ANOVA dengan mengikuti langkah-langkah sebagaimana pada sheet RAL-ANOVAanalysistoolpak pada FILE CONTOH untuk menganalisis data hasil percobaan yang setiap taraf perlakuannya mempunyai jumlah ulangan yang sama. Setelah mengerjakan latihan melakukan ANOVA dengan menggunakan add-ins Analysis ToolPak, silahkan bandingkan mana yang lebih mudah daripada mengerjakan secara manual. Setelah membandingkan, silahkan tentukan apakah nanti pada saat melakukan penelitian skripsi dengan menggunakan metode eksperimental akan melakukan analisis secara manual atau dengan menggunakan program aplikasi statistika.

Selain add-in Analysis ToolPack, tersedia add-ins lain untuk mengerjakan ANOVA, baik yang gratis maupun yang berbayar. Add-ins gratis lainnya adalah Real Statistics Data Analysis Tool dan EZAnalyze, sedangkan yang gratis sampai tingkat tertentu adalah SmartStatXL dan berbayar penuh adalah AnalyseIt. Silahkan mengklik tautan dan jika memungkinkan, mengunduh, memasang, dan mempelajari sendiri cara menggunakannya. Untuk mencoba, silahkan klik tautan untuk mengunduh, memasang, dan mempelajari cara menggunakan Real Statistics Data Analysis Tool dan mempelajari cara menggunakan SmartStatXL. Tentu saja penggunaan add-ins Excel untuk melakukan analisis data mempunyai keterbatasan. Jika demikian, Anda mungkin bertanya mengapa menggunakan add-ins Excel? Jawabannya sederhana, Excel terpasang hampir pada setiap komputer sehingga siapa saja, asal mau mempelajarinya, dapat menggunakannya. Namun demikian, untuk menganalisis data hasil percobaan, sebaiknya Anda menggunakan program aplikasi khusus untuk analisis data, yaitu R yang sekarang kita pelajari.

Setelah memperoleh hasil ANOVA, selanjutnya apa yang perlu Anda lakukan?
Setelah selesai mengerjakan ANOVA, Anda dapat mengetahui apakah perlakuan yang Anda cobakan berpengaruh nyata atau tidak nyata. Jika hasil ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan yang Anda cobakan berpengaruh nyata, melalui ANOVA Anda hanya bisa mengetahui bahwa perlakuan berpengaruh. Anda tidak dapat mengetahui, misalnya di antara taraf perlakuan yang Anda cobakan, taraf mana misalnya yang paling berpengaruh. Untuk mengetahui hal ini, Anda perlu melakukan uji lanjut. Untuk melakukan uji lanjut, Anda perlu mempertimbangkan:
  1. Apakah hasil ANOVA menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata? Jika perlakuan tidak berpengaruh nyata maka Anda tidak perlu melakukan uji lanjut.
  2. Jika jawabannya ya terhadap pertanyaan 1, apakah sudah merencanakan perbandingan antara taraf perlakuan tertentu sebelum melakukan percobaan? Jika ya, Anda melakukan uji lanjut dengan menggunakan teknik kontras (contrast). 
  3. Jika jawabannya tidak terhadap pertanyaan 2, Anda perlu bertanya apakah perlakuan bertaraf kualitatif atau bertaraf kuantitatif? Jika perlakuan bertaraf kualitatif maka Anda perlu melakukan uji lanjut perbandingan ganda (multiple comparison), tetapi jika perlakuan bertaraf kuantitatif maka Anda perlu melakukan uji polinomial ortogonal (orthogonal polynomial).
Selain itu, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan dengan menggunakan uji statistika tertentu, apakah data hasil percobaan yang Anda lakukan dengan menggunakan RAL memenuhi asumsi RAL atau tidak, sebagaima telah kita bahas pada awal materi kuliah ini. Jika asumsi RAL tidak terpenuhi maka sebaiknya Anda menggunakan analisis non-parametrik dengan menggunakan uji yang sesuai.

Untuk menguji asumsi homogenitas ragam, kita dapat jalankan fungsi plot 1. homogeneity of variances:
> # 1. Homogeneity of variances
> plot(anovalatihan1, 1)
Pada panel Plot akan ditampilkan plot Residuals vs Fitted yang menunjukkan bahwa data 16 dan 17 menyimpang jauh dari garis sehingga mengindikasikan ragam kurang homogen. Untuk menguji asumsi homogenitas ragam secara formal, kita dapat menjalankan uji asumsi homogenitas ragam (homogeneity of variiance test) menggunakan uji Bartlett’s untuk satu peubah bebas atau uji Levene’s untuk banyak peubah bebas. Lakukan uji Bartlett’s dengan menjalankan perintah:
> bartlett.test(weight ~ group, data = latihan1)
Diperoleh hasil:
Bartlett test of homogeneity of variances
data:  weight by group
Bartlett's K-squared = 2.8786, df = 2, p-value = 0.2371
Hasil di  atas menunjukkan bahwa p-value > 0,05 yang menunjukkan tidak ada bukti bahwa ragam antar perlakuan berbeda secara nyata sehingga kita dapat mengasumsikan ragam adalah homogen antar taraf perlakuan.

Untuk menguji asumsi normalitas data, kita dapat melakukannya secara grafis dengan menggunakan perintah plot normalitas:
> # 2. Normality
> plot(anovalatihan1, 2)
Pada panel Plot akan ditampilkan plot Q-Q Residuals antara Theoretical Quantils (x) dan Standardized residuals yang menunjukkan bahwa titik data berada di sepanjang garus acuan sehingga kita dapatb mengasumsikan data normal. Untuk menguji normalitas data secara formal, kita dapat menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan terlebih dahulu menjalankan perintah untuk mengekstrak galat (residuals):
> # mengekstraksi galat
> ekstraksigalat <- residuals(object = anovalatihan1)
> # menjalankan uji Shapiro-Wilk
> shapiro.test(x = ekstraksigalat )
Diperoleh hasil:
Shapiro-Wilk normality test
data:  ekstraksigalat
W = 0.96607, p-value = 0.4379
Hasil uji menunjukkan p-value >0.05 yang menyatakan bahwa asumsi normalitas data tidak dilanggar. Untuk menjalankan seluruh perintah sebagai skrip dalam panel utama Sumber, silahkan pelajari pada halaman ANOVA dengan RStudio.

Kita akan membahas mengenai uji lanjut pada pelaksanaan kuliah sesi 7, setelah membahas rancangan acak kelompok (RAK) pada pelaksanaan kuliah sesi 5 dan rancangan bujur sangkar latin (RBSL) pada pelaksanaan kuliah sesi 6. Untuk melakukan uji lanjut kita akan melanjutkan menggunakan fungsi aov yang disertai dengan perintah untuk menjalankan uji lanjut. Apkiasi statistika R, RStudio IDE, dan package yang Anda gunakan untuk menganalisis data perlu Anda rujuk dalam proposal penelitian, skripsi, dan artikel publikasi, dengan melampirkan skrip yang Anda gunakan untuk melakukan analisis.

2.1.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

2.1.1.3. Kuis
Setelah membaca materi kuliah 1.3 dan materi kuliah 2.1 serta mengklik tautan dan membaca pustaka yang diberikan pada materi kuliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan kuis secara mandiri untuk mengevaluasi diri dalam memahami kedua materi kuliah:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuis (klik setelah tautan aktif) selambat-lambatnya pada Minggu, 25 Februari 2024 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa Daftar Lembar Jawaban (klik setelah tautan aktif) untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuis sudah masuk dan memeriksa nilai yang diperoleh.
Pada saat memeriksa daftar lembar jawaban, silahkan periksa sendiri berapa nilai yang Anda peroleh. Bila memperoleh nilai <60 berarti Anda belum memahami materi kuliah sehingga perlu membaca kembali kedua materi kuliah. Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.

2.1.2. TUGAS KULIAH

2.1.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Minggu, 25 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.1.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Minggu, 25 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.1.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Tugas Kasus
Untuk mengerjakan tugas projek materi kuliah 2.1 ini silahkan kerjakan secara kelompok sesuai dengan Daftar Kelompok Mahasiswa, tetapi melaporkan hasil pengerjaan tugas secara individual. Silahkan mengerjakan tugas projek dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Memasang package tidyverse dengan mengklik panel Packages pada panel utama Keluaran pada antarmuka RStudio, lalu klik Install dan pada kotak dialog yang tampil ketik tidyverse lalu klik tombol OK. Tunggu sampai pemasangan tidyverse selesai dan pada panel konsel tampil > lalu aktifkan package tidyverse dengan menjalankan perintah library(tidyverse)
  2. Mengunduh data FILE CONTOH dan kemudian memasukkan kembali data pada sheet ANOVAmanualPsama ke dalam file baru sesuai dengan struktur data pada contoh menjalankan fungsi aov yang sudah diuraikan dalam materi kuliah di atas dan kemudian menyimpan dalam format csv dengan nama filecsvlatihan2 dalam folder D:/LatihanR yang sudah dipelajari sebelumnya. Pastikan bahwa baris pertama dalam file adalah nama peubah.
  3. Memasukkan file data dalam format CSV ke dalam lingkungan R dengan mengklik panel File dalam panel utama Keluaran dan mengklik file filecsvlatihan2 untuk memuat file ke dalam lingkungan R.
  4. Setelah file data masuk, buat dataframe dengan menjalankan perintah latihan2 <- filecsvlatihan2
  5. Periksa data frame dengan menjalankan fungsi View(latihan2) lalu periksa taraf perlakuan dengan menjalankan fungsi levels(latihan1$group)
  6. Tampilkan ringkasan data dengan menjalankan perintah summarise(count = n(), mean = mean(weight, na.rm = TRUE), sd = sd(weight, na.rm = TRUE)
  7. Aktifkan package ggplot2 dengan menjalankan perintah library(ggplot2) lalu jalankan perintah membuat plot kotak plotkotak <- ggplot(latihan1, aes(x=group, y=weight, fill=group)) + geom_boxplot() + labs(title="Plot Kotak Perlakuan",x="Perlakuan", y = "Berat") lalu tampilkan plot kotak dengan menjalankan perintah  plotkotak + theme_classic()
  8. Aktifkan kembali package dplyr dengan menjalan perintah library(dplyr) lalu lakukan ANOVA dengan menjalankan fungsi aov: anovalatihan2 <- aov(y ~ x, data = latihan2), ganti y dengan nama kolom peubah bebas dan y dengan nama kolom peubah perlakuan dalam data frame, dan kemudian jalankan perintah untuk menampilkan hasil anova: summary(anovalatihan2). Blok dan slin hasil anova lalu tempel pada Notepad dan simpan pada drive D:/LatihanR dengan nama file anovalatihan2.txt.
  9. Lakukan uji homogenitas ragam dengan menjalan uji Bartlett: bartlett.test(weight ~ group, data = anovalatihan2). Blok hasil yang ditampilkan, salin, lalu tempel setelah satu baris kosong dari baris paling bawah dalam file anovalatihan2.txt
  10. Lakukan uji normalitas dengan terlebih dahulu mengekstrak galat menggunakan perintah ekstraksigalat <- residuals(object = anovalatihan2) dan kemudian menjalankan perintah uji Saphiro-Wilk dengan menjalankan perintah: shapiro.test(x = ekstraksigalat). Blok hasil yang diperoleh, salin, dan kemudian tempel setelah satu baris kosong dari baris paling bawah dalam file anovalatihan2.txt, lalu simpan file. Unggah file melalui laporan tautan menyampaikan laporan kuliah dan mengerjakan tugas.
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.

2.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, Selasa, 20 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 25 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 5 Februari 2023, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

63 komentar:

  1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)

    Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana diantara rancangan-rancangan percobaan yang baku. Jika kita ingin mempelajari t buah perlakuan dan menggunakan r satuan percobaan untuk setiap perlakukan atau menggunakan total rt satuan percobaan, maka RAL membutuhkan kita mengalokasikan t perlakuan secara acak kepada rt satuan percobaan. Pola ini dikenal sebagai pengacakan lengkap atau pengacakan dengan tiada pembatasan. RAL dipandang lebih berguna dalam percobaan laboratorium, dalam beberapa percobaan rumah kaca atau dalam percobaan pada beberapa jenis bahan percobaan tertentu yang mempunyai sifat relatif homogen.
    Beberapa keuntungan dari penggunaan RAL diantaranya :
    (1). Denah perancangan percobaan lebih mudah,
    (2). Analisis statistika terhadap subjek percobaan sangat sederhana,
    (3). Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan, dan
    (4). Kehilangan informasi relatif sedikit dalam hal data hilang dibandingkan rancangan lain.
    Selain itu, penggunaan RAL akan tepat dalam kasus :
    (1). Bila bahan percobaan homogen atau relatif homogen dan
    (2). Bila jumlah perlakuan terbatas.

    BalasHapus
  2. Bagaimana sejarah peralihan dari perhitungan konvensional/sederhana menuju perhitungan secara digital dalam melakukan penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejarah peralihan dari perhitungan konvensional atau sederhana menuju perhitungan secara digital dalam melakukan penelitian telah melalui beberapa tahap perkembangan yang signifikan:

      1. Kalkulator Mekanis: Pada awalnya, perhitungan dalam penelitian dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator mekanis atau alat hitung sederhana seperti slide rule.

      2. Komputer Analog: Kemudian, penggunaan komputer analog mulai berkembang, meskipun masih terbatas dalam aplikasi khusus dan memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan dan akurasi.

      3. Komputer Digital: Perkembangan komputer digital menjadi tonggak penting dalam sejarah perhitungan dalam penelitian. Penggunaan komputer digital memungkinkan pengolahan data yang lebih kompleks, analisis statistik yang lebih canggih, dan simulasi yang lebih akurat.

      4. Perangkat Lunak Statistik: Kemunculan perangkat lunak statistik seperti SPSS, SAS, R, dan MATLAB memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis data yang kompleks dengan mudah dan cepat. Perangkat lunak ini menyediakan berbagai fungsi analisis statistik dan visualisasi data yang mempermudah penelitian.

      5. Cloud Computing: Peralihan menuju cloud computing telah mengubah cara penelitian dilakukan. Peneliti sekarang dapat mengakses sumber daya komputasi yang besar dan menyimpan serta menganalisis data secara online, memungkinkan kolaborasi antarpeneliti di seluruh dunia.

      Peralihan ini menunjukkan evolusi dalam kemampuan komputasi dan teknologi informasi yang telah meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam melakukan penelitian serta memperluas kemungkinan dalam analisis data.

      Hapus
  3. Apa itu uji anova dan kapan harus dilakukan uji anova? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uji anova itu sendiri diartikan sebagai salah satu metode yang digunakan pada statistika parametrik, dimana pengujian pada dua faktor dengan membandingkan rata-rata dua sampel.
      Uji anova juga dilakukan dalam penelitian yang berbau eksperimen.

      Hapus
    2. Analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA) adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Biasanya uji ANOVA digunakan dalam penelitian yang berbau eksperimen.

      Hapus
    3. Analisis anova digunakan untuk melihat perbandingan rata-rata dari dua kelompok atau lebih. Hal ini memudahkan analisis beberapa kelompok sampel yang berbeda dengan minimal resiko kesalahan. Tujuan Anova adalah untuk mengambil kesimpulan dengan cara menemukan kelompok data yang berbeda.

      Hapus
  4. Apakah RAL hanya dapat dilakukan pada percobaan laboratorium atau dirumah kaca? jelaskan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. RAL biasanya digunakan untuk percobaan yang dilakukan di laboratorium, ruang kultur jaringan dan rumah kaca atau dalam percobaan percobaan tertentu yang memiliki kondisi lingkungan relatif homogen. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan pada seluruh unit percobaan. RAL melibatkan sedikit unit percobaan

      Hapus
    2. Rancangan Acak Lengakp(RAL) biasanya digunakan untuk percobaan yang dilakukan di laboratorium, dan rumah kaca atau dalam percobaan tertentu yang memiliki kondisi lingkungan relatif homogen. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan pada seluruh unit percobaan. Dengan persyaratan perancangan lingkungan, RAL sebagai rancangan dasar yang mana kondisi lingkungan internal (antar objek percobaan, misalnya tanaman berumur sama) maupun lingkungan eksternal (luar objek percobaan, misalnya arah cahaya, kemiringan lahan, dsb.) yang serba sama (homogen), sehingga pengacakan dapat dilakukan sekaligus terhadap semua satuan percobaan, dengan jumlah ulangan sama maupun tidak sama. Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan.

      Hapus
  5. Mengapa Pengujian hipotesis model tetap maupun model acak dilakukan terhadap hipotesis nol?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Pengujian hipotesis model tetap maupun model acak dilakukan terhadap hipotesis nol karena dengan menggunakan hipotesis nol hipotesis model tetap maupun acak akan dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.

      Hapus
  6. Mengapa sampai terjadi GALAT pada pengambilan sampel data hasil satuan percobaan (FILECONTOH1), sehingga data tersebut tidak dapat direratakan

    BalasHapus
  7. Apa yang menjadi pembeda antara analisis data secara manual dengan analisis data menggunakan aplikasi, ketika memasukan data kedalam tabel lajur Excel ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang menjadi dasar pembeda adalah mengenai ketepatan dan kecepatan mengolah data. Saat analisis data secara manual, memerlukan waktu yang lama, dalam mengolah data. Sedangkan di excel telah banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan pengolahan dan perhitungan data, sehingga waktunya lebih efisien dan cepat, serta tepat.

      Hapus
  8. Kapan dan dalam kondisi apa kita dapat menggunakan RAL

    BalasHapus
    Balasan
    1. RAL digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen. Percobaan dengan rancangan RAL biasanya dapat dilakukan di laboratorium atau di rumah kaca. Percobaan dengan rancangan RAL di lapangan dapat dilakukan hanya dalam kondisi lahan datar dengan pengairan yang merata dan tanpa naungan, sebaimana misalnya pada lahan sawah.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. RAL merupakan satu dari tiga rancangan dasar dalam perancangan percobaan yang paling sederhana. anda dapat menggunakan RAL bila unit percobaan relative homogen. ulangan yang dibentuk tidak menunjukkan keheterogenan sumber keragaman. alasan rancangan ini disebut rancangan acak lengkap(RAL), karena pengacakan perlakuan dilakukan pada seluruh unit percobaan. RAL digunakan bila faktor yang akan diteliti satu faktor atau lebih dari satu faktor.

      Hapus
    4. RAL digunakan bila unit percobaan homogen. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan pada seluruh unit percobaan. RAL digunakan bila faktor yang akan diteliti satu faktor atau lebih dari satu faktor.

      Hapus
  9. Bagaimana cara mencari nilai Ftabel dengan derajat bebas perlakuan sebagai pembilang dan derajat bebas galat sebagai penyebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mencari Nilai F tabel dengan Derajat Bebas Perlakuan dan Derajat Bebas Galat
      Untuk mencari nilai F tabel dengan derajat bebas perlakuan (df1) sebagai pembilang dan derajat bebas galat (df2) sebagai penyebut, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

      1. Tentukan nilai df1 dan df2:

      df1: Jumlah kelompok perlakuan dikurangi satu. Misalkan terdapat 4 kelompok perlakuan, maka df1 = 4 - 1 = 3.
      df2: Jumlah pengamatan dikurangi satu, dikalikan dengan jumlah kelompok perlakuan. Misalkan terdapat 10 pengamatan per kelompok, maka df2 = (10 - 1) * 4 = 36.
      2. Temukan tabel F:

      Cari tabel F di buku statistik atau online.
      Tabel F biasanya memuat nilai F untuk berbagai kombinasi df1 dan df2.
      3. Temukan nilai F:

      Cari baris yang sesuai dengan df1 Anda.
      Temukan kolom yang sesuai dengan df2 Anda.
      Nilai F yang Anda cari terletak pada perpotongan baris dan kolom tersebut.
      Contoh:

      Misalkan Anda ingin mencari nilai F dengan df1 = 3 dan df2 = 36.

      Cari tabel F di buku statistik atau online.
      Temukan baris yang sesuai dengan df1 = 3.
      Temukan kolom yang sesuai dengan df2 = 36.
      Nilai F yang Anda cari adalah 3.29.

      Hapus
  10. Mengapa Rancangan Acak Kelompok(RAK) termasuk salah satu Rancangan yang paling sederhana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Rancangan ini dicirikan oleh adanya kelompok dalam jumlah yang sama, dimana setiap kelompok dikenakan perlakuan-perlakuan. Melalui pengelompokan yang tepat atau efektif, maka rancangan ini dapat mengurangi galat percobaan. Disamping itu rancangan ini juga fleksibel dan sederhana. Jika pada RAL yang dipelajari adalah satu keragaman yang menyebabkan nilai-nilai pengamatan beragam yaitu keragaman karena perlakuan yang dicobakan, maka pada RAK yang diperhatikan adalah disamping perlakuan dan pengaruh galat masih dilihat juga adanya kelompok yang berbeda. Kalau digunakan RAL maka satuan percobaan harus homogen sedangkan yang berlainan adalah perlakuan, apabila menggunakan RAK satuan percobaan tidak perlu homogen, dimana satuan-satuan percobaan tersebut dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tertentu sehingga satuan percobaan dalam kelompok tersebut menjadi relatif homogen. Dengan demikian proses pengelompokan adalah membuat keragaman dalam kelompok menjadi sekecil mungkin dan keragaman antar kelompok menjadi sebesar mungkin.

      Hapus
  11. Bagaimana suatu hasil percobaan dikatakan tidak berbeda nyata

    BalasHapus
    Balasan
    1. suatu hasil percobaan dikatakan tidak berbeda nyata apabila hasil anovanya menerima H0 atau Fhitung<Ftabel.

      Hapus
  12. Bagiamana cara menentukan hasil percobaan apakah berbeda nyata dan tidak berbeda nyata

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara menentukan hasil percobaan apakah berbeda nyata dan tidak berbeda nyata yaitu dengan melakukan analysis of variens (ANOVA), ketika hasil ANOVA Fhitung>Ftabel (0,01) berarti anovanya berbeda nyata (menolak H0), dan ketika Fhitung<Ftabel(0,05) berati hasil anovanya tidak berbeda nyata (menerima H0).

      Hapus
  13. mengapa perlu dilakukan uji lanjut ketika Fhitung<Ftabel (tidak berpengaruh nyata)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa alasan mengapa percobaan dengan rancangan RAL di lapangan hanya dilakukan dalam kondisi lahan datar:

      1. Homogenitas Tanah
      2. Pengaturan Perlakuan
      3. Pengukuran Data
      4. Efisiensi
      5. Pengendalian Faktor Pengganggu

      Hapus
  14. Mengapa Percobaan dengan rancangan RAL di lapangan hanya dalam kondisi lahan datar?

    BalasHapus
  15. Mengapa pada jumlah taraf perlakuan dan jumlah ulangan yang akan dicobakan, ditentukan jumlah satuan percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jumlah satuan percobaan dan jumlah ulangan yang ditentukan penting karena memastikan replikasi, mengukur variabilitas, dan memungkinkan analisis statistik yang tepat.

      Hapus
  16. apa yang harus kita lakukan jika uji f tidak signifikan?

    BalasHapus
  17. Apakah RAL dapat digunakan dalam setiap percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. RAL atau Rancangan Acak Lengkap adalah salah satu metode statistik yang digunakan dalam desain percobaan. RAL sangat berguna untuk mengurangi variabilitas dalam percobaan dan memungkinkan peneliti untuk mengambil kesimpulan yang lebih akurat tentang efek perlakuan yang diuji. Namun, RAL tidak selalu dapat digunakan dalam setiap percobaan. Ada beberapa kondisi di mana RAL tidak cocok digunakan, seperti:
      (1). Ukuran sampel yang sangat kecil. Jika ukuran sampel terlalu kecil, RAL mungkin tidak dapat memberikan hasil yang akurat.
      (2). Ada faktor yang tidak dapat dikendalikan. Jika ada faktor yang tidak dapat dikendalikan dan mempengaruhi hasil percobaan, RAL mungkin tidak dapat menghilangkan pengaruh faktor tersebut.
      (3). Faktor interaksi yang signifikan. Jika ada interaksi signifikan antara faktor-faktor yang diuji, RAL mungkin tidak dapat memberikan hasil yang akurat.
      (4). Percobaan yang melibatkan hewan atau manusia. Dalam kasus ini, etika dan kesejahteraan hewan atau manusia harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dan RAL mungkin tidak selalu dapat digunakan.
      Jadi, meskipun RAL adalah metode statistik yang berguna dalam desain percobaan, tetapi tidak selalu cocok untuk digunakan dalam semua kondisi dan jenis percobaan. Peneliti harus mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum memutuskan untuk menggunakan RAL atau metode statistik lainnya dalam desain percobaan.

      Hapus
  18. kapan penggunaan rancangan acak kelompok (RAK) dalam penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dapat digunakan dalam penelitian ketika beberapa kondisi berikut terpenuhi:

      1. Adanya Keheterogenan Unit Percobaan:
      Ketika unit percobaan (misalnya, individu, hewan, tanaman) memiliki karakteristik yang berbeda-beda, RAK dapat membantu meminimalkan efek heterogenitas ini pada hasil penelitian.
      Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, RAK dapat digunakan untuk mengelompokkan tanaman berdasarkan varietasnya, sehingga efek varietas dapat dipisahkan dari efek pupuk.

      2. Pengelompokan Unit Percobaan yang Homogen:
      Unit percobaan dalam setiap kelompok harus relatif homogen (memiliki karakteristik yang serupa) agar RAK dapat bekerja dengan efektif.
      Hal ini dapat dilakukan dengan mengelompokkan unit percobaan berdasarkan kesamaan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, ras, atau faktor lainnya yang relevan dengan penelitian.

      3. Ukuran Kelompok yang Cukup:
      Setiap kelompok dalam RAK harus memiliki ukuran yang cukup (minimal 5-10 unit) agar hasil penelitian dapat dianalisis secara andal.
      Ukuran kelompok yang kecil dapat menyebabkan hasil penelitian yang tidak akurat atau tidak dapat diinterpretasikan dengan jelas.

      4. Terdapat Satu Faktor dengan Beberapa Tingkat:
      RAK umumnya digunakan untuk penelitian dengan satu faktor yang memiliki beberapa tingkat (perlakuan).
      Contohnya, dalam penelitian tentang pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, faktornya adalah jenis pupuk, dan tingkatnya adalah jenis pupuk A, B, dan C.

      5. Terdapat Variabel Respon yang Dipengaruhi oleh Faktor:
      Penelitian harus memiliki variabel respon (variabel yang diukur) yang dipengaruhi oleh faktor yang diteliti.
      Dalam contoh penelitian pupuk, variabel responnya adalah tinggi tanaman, berat tanaman, atau hasil panen.

      Hapus
  19. Apa keuntungan utama menggunakan RAL dibandingkan rancangan lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. perancangan dan pelaksanaannya mudah
      2. fleksibel
      3. kehilangan informasi minimal
      4. kemampuan generalisasi
      5. biaya relatif murah
      6. tepat untuk penelitian awal
      7. cocok untuk berbagai bidang

      Hapus
  20. Mengapa penting menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam penelitian eksperimental?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena dengan menggunakan RAL, peneliti dapat meminimalkan bias, mengontrol faktor-faktor pengganggu, memungkinkan generalisasi, dan melakukan analisis statistik yang valid. Ini membuat RAL menjadi rancangan percobaan yang penting dan sangat berguna dalam penelitian eksperimental.

      Hapus
  21. apa yang menjadi kekurangan dari rancangan acak lengkap?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Rancangan acak lengkap memiliki beberapa kekurangan, termasuk:

      Sensitif terhadap gangguan: Rancangan acak lengkap dapat menjadi sensitif terhadap gangguan eksternal yang tidak terkendali atau tidak diinginkan, seperti variasi alamiah atau faktor-faktor lingkungan yang tidak diantisipasi.

      Biaya dan waktu: Implementasi rancangan acak lengkap dapat memerlukan biaya dan waktu yang besar, terutama jika jumlah perlakuan atau kelompok yang besar.

      Memerlukan ruang yang luas: Untuk menghindari kontaminasi antara kelompok perlakuan, rancangan acak lengkap seringkali memerlukan ruang yang luas, yang mungkin sulit atau mahal untuk diperoleh.

      Kurang efisien: Terkadang, rancangan acak lengkap bisa menjadi kurang efisien dalam hal penggunaan sumber daya karena setiap kelompok perlakuan mendapatkan perlakuan yang sama, tanpa mempertimbangkan adanya variasi yang dapat dimanfaatkan.

      Sulit untuk generalisasi: Karena rancangan acak lengkap menempatkan setiap kelompok perlakuan dalam kondisi yang sama secara acak, bisa sulit untuk menggeneralisasikan hasilnya ke situasi di luar kondisi eksperimental tersebut.

      Hapus
  22. Apa yang dimaksud dengan randomisasi dalam RAL dan mengapa penting untuk mengimplementasikannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Randomisasi dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) mengacu pada pengacakan atau penugasan secara acak unit-unit percobaan ke dalam perlakuan yang berbeda. Ini merupakan langkah penting dalam RAL dan memiliki beberapa alasan pentingnya:

      1. Menghilangkan bias
      Randomisasi membantu menghilangkan bias yang mungkin timbul dari pengelompokan unit-unit percobaan yang memiliki karakteristik serupa ke dalam perlakuan yang sama. Dengan pengacakan, setiap unit memiliki peluang yang sama untuk ditempatkan pada perlakuan mana pun, sehingga meminimalkan bias.

      2. Memungkinkan pengujian statistik yang valid
      Randomisasi memastikan bahwa asumsi-asumsi yang mendasari pengujian statistik seperti independensi dan kenormalan galat terpenuhi. Ini memungkinkan penarikan kesimpulan yang valid dari hasil analisis statistik.

      3. Memeratakan pengaruh faktor lain
      Dalam percobaan, selalu ada kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang tidak terkontrol yang dapat memengaruhi hasil percobaan. Randomisasi membantu memeratakan pengaruh faktor-faktor ini di antara semua perlakuan, sehingga pengaruhnya tidak terpusat pada satu perlakuan tertentu.

      4. Meningkatkan ketelitian
      Dengan menghilangkan bias dan memeratakan pengaruh faktor lain, randomisasi meningkatkan ketelitian estimasi pengaruh perlakuan yang sebenarnya.

      5. Memungkinkan inferensi terhadap populasi
      Randomisasi memungkinkan hasil percobaan digeneralisasi atau diinferensi terhadap populasi yang lebih luas, bukan hanya terbatas pada unit-unit percobaan yang digunakan.

      Dengan demikian, randomisasi adalah langkah kunci dalam RAL yang memastikan validitas statistik dan objektivitas hasil percobaan, serta memungkinkan generalisasi terhadap populasi yang lebih luas.

      Hapus
  23. Apa saja perlakuan yang dibandingkan dalam RAL ini?

    BalasHapus
  24. pada saat apa kita menggunakan RAL ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rancangan acak lengkap (RCBD) digunakan dalam eksperimen ketika kita ingin memastikan bahwa setiap perlakuan (treatment) diuji pada setiap blok. Ini berguna ketika kita ingin mengurangi variabilitas eksternal atau faktor-faktor yang tidak diinginkan yang dapat memengaruhi hasil eksperimen. Dengan RCBD, kita dapat mengisolasi efek perlakuan dan membuat penilaian yang lebih tepat tentang apakah perlakuan tersebut benar-benar memiliki dampak yang signifikan.

      Hapus
  25. apa yang menjadi kekurangan dalam RAL?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kekurangan dalam rancangan acak lengkap (RAL) antara lain:
      1.Persyaratan kondisi sampel yang harus homogen, tidak mungkin dilakukan pada kondisi yang tidak homogen.
      2. Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman satuan percobaan untuk suksesnya pengelompokan.
      3. Memerlukan perhitungan yang rumit jika ada data yang hilang.
      4. Tidak disarankan jika hasil ujinya dipergunakan untuk inferensi populasi yang lebih beragam

      Hapus
    2. 1. Asumsi yang Ketat:

      RAK memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar hasilnya valid. Asumsi ini termasuk:

      Normalitas data: Data harus terdistribusi normal dalam setiap kelompok.
      Homogenitas varians: Varians data harus sama dalam setiap kelompok.
      Independensi antar unit percobaan: Unit percobaan harus independen satu sama lain.
      Jika asumsi ini dilanggar, hasil analisis RAK mungkin tidak akurat dan dapat menyesatkan.

      2. Ketidakcocokan untuk Penelitian dengan Variabel Luar yang Kuat:

      RAK mungkin tidak cocok untuk penelitian dengan variabel luar yang kuat yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Dalam kasus ini, desain eksperimental lain mungkin lebih tepat.

      3. Kebutuhan akan Unit Percobaan Homogen:

      RAK membutuhkan unit percobaan yang homogen dalam kelompoknya. Jika unit percobaan tidak homogen, hasil analisis RAK mungkin tidak akurat.

      4. Ketidakmampuan untuk Menganalisis Interaksi:

      RAK tidak dapat digunakan untuk menganalisis interaksi antar perlakuan. Jika interaksi antar perlakuan dicurigai, desain eksperimental lain mungkin lebih tepat.

      5. Efisiensi:

      RAK adalah desain eksperimental yang efisien yang dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Namun, desain eksperimental lain mungkin lebih efisien dalam beberapa kasus, seperti ketika jumlah perlakuan atau jumlah unit percobaan dalam setiap kelompok kecil.

      6. Keterbatasan dalam Analisis:

      RAK hanya dapat digunakan untuk menganalisis data kategorik atau data kontinu. Jika data Anda tidak termasuk dalam salah satu kategori ini, desain eksperimental lain mungkin lebih tepat.

      7. Kemungkinan Kesalahan Interpretasi:

      Hasil analisis RAK dapat disalahartikan jika asumsi tidak dipenuhi atau jika desain eksperimental tidak dirancang dengan benar.

      Hapus
  26. Apa kesulitan yang sering dialami dalam menggunakan RAL?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada bebarapa yang menjadikan kesulitan para peneliti/ Mahasiswa dalam mengimplementasikan RAL Yaitu : Ketidakhomogenan Unit Percobaan: RAL berasumsi bahwa unit percobaan homogen dalam hal semua variabel yang dapat memengaruhi hasil percobaan, selain variabel yang ingin diuji. Jika unit percobaan tidak homogen, maka efek perlakuan dapat terkontaminasi oleh efek variabel lain, sehingga hasil analisis menjadi tidak valid.

      Hapus
  27. Apa yang pertama harus kita lakukan untuk menggunakan R dalam menganalisis data?

    BalasHapus
  28. Apa yang menjadi kelebihan dari RAL?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berikut adalah kelebihan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara singkat:

      1. Mudah dan Sederhana: Mudah dirancang dan diimplementasikan.
      2. Fleksibel: Dapat digunakan untuk berbagai jenis percobaan.
      3. Randomisasi Murni: Meminimalkan bias dengan memberikan setiap unit peluang yang sama untuk setiap perlakuan.
      4. Analisis Statistik Sederhana: Analisis data bisa dilakukan dengan metode sederhana seperti ANOVA.
      5. Efisien: Cocok untuk percobaan dengan sumber daya terbatas.
      6. Kontrol Variabilitas: Randomisasi membantu mengendalikan variabilitas antar unit percobaan.
      7. Cocok untuk Lapangan: Ideal untuk kondisi lapangan yang sulit dikontrol.

      Contoh: Menguji efektivitas berbagai jenis pupuk pada pertumbuhan tanaman dengan plot yang diacak dan perlakuan yang diterapkan sesuai randomisasi.

      Hapus
  29. Apa yang menjadi kesulitan dalam menggunakan R dalam menganalisis data?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurva belajar: R memiliki kurva belajar yang cukup curam, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang pemrograman atau statistik. Sintaksnya bisa membingungkan bagi pemula, dan banyak fungsi R yang memerlukan pemahaman statistik yang mendalam untuk digunakan secara efektif.

      Kurangnya user-friendliness: R tidak dirancang untuk menjadi bahasa yang mudah digunakan. Antarmuka pengguna grafis (GUI) terbatas, dan sebagian besar pekerjaan dilakukan melalui baris perintah. Hal ini dapat membuat R terasa tidak intuitif dan sulit dipelajari bagi beberapa orang.

      Hapus
  30. Mengapa , RAK merupakan rancangan yang paling sederhana dalam rancangan percobaan

    BalasHapus
    Balasan

    1. Alasan RAK sebagai Rancangan Percobaan Paling Sederhana:
      1. Kemudahan Implementasi:

      RAK hanya membutuhkan pengelompokan unit percobaan dan penugasan perlakuan secara acak pada setiap kelompok.
      Tidak perlu mempertimbangkan faktor lain seperti urutan perlakuan atau interaksi antar faktor.
      Hal ini membuatnya mudah dipahami dan diimplementasikan, terutama bagi peneliti pemula.
      2. Struktur Data Sederhana:

      Data dalam RAK hanya terdiri dari nilai pengamatan untuk setiap kombinasi kelompok dan perlakuan.
      Struktur data yang sederhana ini memudahkan analisis statistik dan interpretasi hasil.
      3. Analisis yang Mudah:

      Analisis data RAK menggunakan metode statistik yang relatif mudah dipahami, seperti Analisis Ragam Satu Arah (ANOVA).
      Perangkat lunak statistik umum seperti SPSS, R, dan SAS menyediakan alat yang mudah digunakan untuk analisis RAK.
      4. Fleksibilitas:

      RAK dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian dengan berbagai jenis data, termasuk data kontinu, kategorikal, dan ordinal.
      Hal ini membuatnya menjadi rancangan yang fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan penelitian.
      5. Efisiensi:

      RAK umumnya membutuhkan lebih sedikit unit percobaan dibandingkan dengan rancangan lain, seperti rancangan faktorial.
      Hal ini membuatnya lebih hemat biaya dan waktu, terutama untuk penelitian dengan sumber daya terbatas.

      Hapus
  31. Mengapa dalam RAL semua faktor lingkungan harus dibuat seragam..!?

    BalasHapus