Selamat Datang

Belajar Merancang Percobaan merupakan blog untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Perancangan Percobaan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Jumat, 03 Februari 2023

1.2. Komponen Perancangan Percobaan: Perubahan yang Dilakukan terhadap Objek dan Lingkungan Percobaan

Pada materi kuliah 1.1 kita sudah membahas apa itu percobaan dan perancangan percobaan. Kita juga sudah membahas bahwa perancangan percobaan merupakan bagian dari perancangan yang lebih luas pengertiannya, yaitu perancangan penelitian. Penelitian dalam bidang pertanian dilaksanakan bukan hanya dengan cara melakukan percobaan, tetapi juga dengan cara lain. Namun penelitian dengan cara melakukan percobaan perlu dilakukan jika ingin memastikan bahwa dalam suatu proses yang menjadi masalah penelitian, sesuatu terjadi benar-benar karena perubahan yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti, tanpa ada kontribusi dari luar perubahan tersebut. Untuk memastikan bahwa percobaan bisa menghasilkan sesuatu yang terjadi benar-benar karena perubahan yang dilakukan oleh peneliti maka percobaan perlu dirancang. Pada materi kuliah ini kita akan membahas perancangan percobaan dari aspek perubahan yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti, untuk kemudian kita lanjutkan untuk membahas perancangan dari aspek sesuatu yang terjadi karena perubahan tersebut.
1.2.1. MATERI KULIAH
1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Perancangan Percobaan dan Masalah Penelitian
Percobaan merupakan metode penelitian, yang lazim dikenal sebagai metode eksperimental. Untuk menentukan apakah penelitian akan dilakukan dengan menggunakan metode percobaan, perlu terlebih dahulu dirumuskan masalah penelitian. Apa itu masalah penelitian? Masalah penelitian merupakan pernyataan mengenai suatu proses yang akan diteliti. Misalnya proses mengenai pengaturan jarak tanam dapat mempengaruhi hasil, proses mengenai pemupukan dapat meningkatkan hasil, proses mengenai pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dapat mengurangi kehilangan hasil, proses mengenai pengolahan hasil dapat meningkatkan umur simpan dan mempertahankan nilai gizi pangan, dan sebagainya. Namun tidak semua proses memerlukan penelitian. Sebagian besar proses semacam itu telah diteliri. Oleh karena itu, masalah penelitian perlu dirumuskan, yaitu menjadikan proses yang akan diteliti menjadi sangat spesifik sehingga sangat mungkin belum pernah diteliti.

Masalah penelitian biasanya dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau bentuk pertanyaan. Oleh karena itu, masalah penelitian masalah penelitian juga disebut pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian. Pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian dirumuskan dalam satu kalimat yang menghubungkan dua hal dalam suatu proses. Misalnya dalam bentuk pernyataan: "pengaturan jarak tanam yang tepat dapat meningkatkan roduksi tanaman jagung" atau dalam bentupertanyaan: "Sejauh mana pengaturan jarak tanam dapat meningkatkan produksi tanaman jagung?" Hal pertama dalam pernyataan atau pertanyaan penelitian ini adalah jarak tanam dan hal kedua adalah produksi tanaman jagung. Jika kita lambangkan jarak tanam sebagai x dan produksi tanaman jagung sebagai y maka masalah penelitian dapat dinyatakan sebagai "jika x maka y". Dalam hal ini, secara statistik x merupakan peubah bebas dan y merupakan peubah tidak bebas.

Perlakuan: Peubah Bebas yang Diatur secara Sengaja oleh Peneliti
Uraian di atas telah menjelaskan mengenai pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian, tetapi belum menjelaskan kapan penelitian perlu dilakukan dengan cara melakukan percobaan. Dengan kata lain, kapan penelitian perlu dilakukan dengan menggunakan metode experimental. Untuk menjelaskan mengenai hal ini, mari kita kembali kepada percobaan memainkan lato-lato yang sudah kita bahas pada materi 1.1. Bermain lato-lato yang sudah kita bahas adalah: (1) Mencoba memainkan lato-lato dan (2) Memainkan lato-lato dengan mencoba panjang tali yang berbeda. Mencoba dalam konteks mencoba memainkan lato-lato bukan merupakan percobaan yang akan kita pelajari dalam mata kuliah perancangan percobaan. Yang akan kita pelajari adalah memainkan lato-lato dengan mencoba panjang tali tang berbeda. Untuk mengetahui bagaimana panjang tali lato-lato berhubungan dengan lama waktu seseorang dapat memainkan lato-lato, kita dapat melakukan dua hal. 

Pertama dengan cara bertemu dengan anak-anak yang memainkan lato-lato, meminta mereka memainkan lato-lato, dan mengukur lama waktu dapat memainkan tanpa henti, dan kemudian mengukur panjang tali lato-lato yang dimainkan. Hal ini perlu diulangi sampai jumlah anak memainkan lato-lato yang diukur waktu bermainnya dan dikur panjang tali lato-latonya cukup banyak, katakan misalnya 50 orang. Kemudian dari 50 orang itu kita masukkan datanya ke dalam sheet Excel, panjang tali lato-lato sebagai peubah x dan lama waktu memainkan lato-lato sebagai peubah y. Cara kedua adalah mengumpulkan anak-anak yang umurnya kira-kira sama dan sudah pernah memainkan lato-lato dalam waktu yang kira-kira juga sama. Misalnya kita kumpulkan 15 orang anak dan kita suruh mereka berbaris dalam tiga barisan dengan jarak kiri-kanan dan depan-belakang yang sama, misalnya 3 m. Kita beri nomor setiap anak secara acak, misalnya dengan penarikan lotere. Kemudian kita siapkan 15 lato-lato dengan 5 macam panjang tali yang berbeda, yaitu 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm, dan 40 cm. Kita beri label panjang tali lato-lato tersebut berturut-turut A, B, C, D, dan E. Selanjutnya kita bagikan ke-15 lato-lato dengan panjang tali yang berbeda sesuai dengan hasil pengacakan, seorang anak menerima lato-lato dengan panjang tali berapa. Data hasil permainan kita catat dalam sheet Excel yang berbeda, tetapi panjang tali lato-lato tetap sebagai peubah x dan lama waktu memainkan lato-lato tetap sebagai peubah y.

Dari kedua cara memainkan lato-lato di atas, cara yang manakah dapat menghasilkan kesimpulan bahwa panjang tali lato-lato mempengaruhi lama waktu seseorang dapat memainkan lato-lato? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda mungkin perlu menanyakan kepada siri sendiri faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memainkan lato-lato selain panjang tali. Apakah ukuran dan berat bola lato-lato? Jika ya, pada cara yang manakah ukuran dan berat bola lato-lato dapat diatur supaya sama, apakah pada cara pertama atau pada cara kedua? Apakah suhu udara dan hembusan angin juga dapat mempengaruhi lama waktu seseorang memainkan lato-lato? Jika ya, pada cara yang manakah suhu udara dan hembusan angin lebih sama sama, apakah pada cara pertama pada tempat yang berbeda-beda atau pada cara kedua pada tempat yang sama? Dari menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda seharusnya dapat menyimpulkan dari cara yang mana Anda dapat menyimpulkan bahwa panjang tali lato-lato mempengaruhi waktu seseorang memainkan lato-lato.

Seseorang melakukan percobaan atau memilih metode eksperimental dalam melakukan penelitian jika ingin meneliti apakah suatu proses dipengaruhi oleh sesuatu. Dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda, penelitinya ingin mengetahui apakah panjang tali lato-lato dapat mempengaruhi lama waktu seseorang memainkan lato-lato. Kata mempengaruhi dalam hal ini berkaitan dengan hubungan sebab dan akibat. Melalui penelitian dengan metode eksperimental, seorang peneliti ingin memastikan bahwa dalam suatu proses, sesuatu merupakan sebab terhadap sesuatu lainnya. Dalam memainkan lato-lato, ingin mengetahui bahwa panjang tali lato-lato merupakan penyebab lama waktu seseorang dapat memainkan lato-lato. Dalam bahasa statistika, peubah bebas x merupakan penyebab peubah tidak bebas y. Untuk memastikan bahwa hubungan antara x dan y merupakan hubungan sebab-akibat maka semua keadaan yang dapat mengubah y harus dibuat sama. Satu-satunya yang berbeda hanyalah peubah x. Dalam bahasa perancangan percobaan, sesuatu yang sengaja dibuat berbeda-beda disebut perlakuan atau faktor, sedangkan perbedaan yang dicobakan dalam satu perlakuan atau faktor disebut taraf perlakuan atau taraf faktor. Dalam contoh percobaan memaninkan lato-lato, panjang tali lato-lati adalah perlakuan atau faktor, sedangkan panjang tali yang berbeda-beda, yaitu 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm, dan 40 cm, adalah taraf perlakuan atau taraf faktor, sedangkan A, B, C, D, dan E yang digunakan sebagai pengenal adalah label taraf perlakuan atau taraf faktor.

Perlakuan atau faktor dalam percobaan dapat bersifat kuantitatif sebagaimana dalam contoh percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda-beda. Dalam perlakuan yang bersifat kuantitatif, kita mengetahui secara pasti perbedaan antara dua taraf perlakuan atau taraf faktor yang berurutan, yaitu 5 cm dalam contoh perlakuan dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda. Demikian juga dalam percobaan pemupukan N, misalnya dengan dosis 50, 100, 150, 200, dan 250 kg/ha, kita tahu perbedaa dosis yang dicobakan secara pasti, yaitu 50 kg. Apakah boleh mencobakan dengan jarak taraf perlakuan atau taraf faktor yang tidak sama? Tentu saja boleh, tetapi kita tetap bisa mengetahui perbedaannya. Misalnya kita mencobakan taraf dosis pupuk N 50, 100, 150, 175, dan 200 kg/ha, boleh saja, kita tetap tahu perbedaan antar dosis taraf perlakuan, yaitu 50 kg dan 25 kg. Berbeda dengan jika kita mencobakan perlakuan atau faktor dengan taraf kualitatif, misalnya merek lato-lato. Kita tidak tahu persis apa sebenarnya perbedaan antara lato-lato merek A, B, C, dst. Hal yang sama terjadi jika kita misalnya melakukan percobaan dengan perlakuan varietas tanaman, jenis pupuk, jenis pestisida, jenis bahan pengawet pangan, dsb. Perbedaan dalam sifat perlakuan atau faktor ini menentukan dalam memilih cara menganalisis data yang diperoleh dari percobaan sebagaimana akan kita bahas pada materi kuliah selanjutnya,

Bagaimana memilih perlakuan dan menentukan taraf perlakuan dalam percobaan? Memilih perlakuan dilakukan melalui perumusan pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian pada saat menyusun proposal penelitian. Untuk itu perlu dijelaskan mengapa perlu dilakukan penelitian dengan metode eksperimental, bukan dengan menggunakan metode lainnya, melalui argumentasi yang disertai dengan rujukan pustaka. Setelah pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian diarahkan kepada penelitian dengan metode eksperimental, penentuan taraf perlakuan dilakukan melalui kajian pustaka terkait di dalam bab tinjauan pustaka. Jika perlakuan adalah pemupukan maka di dalam bab tinjauan pustaka perlu dicantumkan sub-bab mengenai pemupukan dan dosis yang sudah pernah digunakan disertai dengan rujukan pustaka. Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut kemudian di dalam bab mengenai metode penelitian ditentukan taraf perlakuan mengenai dosis pemupukan yang akan dicobakan. Akan lebih baik jika pada saat menentukan taraf dosis yang akan dicobakan dalam bagian metode penelitian dijelaskan alasan pemilihan taraf dosis berdasarkan pada kajian pustaka yang sudah dilakukan. Jumlah taraf perlakuan yang dilibatkan dalam suatu percobaan merupakan ukuran perlakuan (size of treatment)

Ulangan dan Satuan Percobaan
Pada percobaan memainkan lato-lato dengan lima taraf panjang tali lato-lato, setiap panjang tali lato-lato dimainkan oleh tiga orang anak. Proses pemainan taraf panjang tali lato-lato yang sama oleh lebih dari satu orang dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda-beda ini, dalam perancangan percobaan, dikenal sebagai pengulangan (replications), sedangkan jumlah anak-anak yang memainkan lato-lato dengan panjang tali yang sama, dalam perancangan percobaan, dikenal sebagai ulangan (replicates). Satu taraf percobaan tertentu, yang dalam percobaan memainkan lato-lato adalah lato-lato dengan panjang tali tertentu, yang diaplikasikan pada satu ulangan, yang dalam percobaan memainkan lato-lato adalah seorang anak, dikenal sebagai satuan percobaan (eksperimental unit). Dalam satu percobaan, jumlah satuan percobaan adalah jumlah taraf perlakuan dikalikan dengan jumlah ulangan. Dalam percobaan memainkan lato-lato dengan lima taraf perlakuan panjang tali lato-lato yang masing-masing dimainkan oleh 3 orang anak sebagai ulangan, jumlah satuan percobaan adalah 5 x 3 = 15 satuan percobaan.

Mengapa dalam suatu percobaan perlu ada ulangan? Bagaimana menentukan bahwa jumlah anak yang harus memainkan adalah 3, bukan 2, 4, 5, dst.? Dan apakah dalam satu percobaan setiap taraf perlakuan harus dicobakan dalam jumlah ulangan yang sama? Misalnya apakah dalam percobaan memainkan lato-lato dengan perlakuan panjang tali lato-lato setiap taraf panjang tali lato-lato harus dimainkan oleh jumlah anak yang sama, yaitu 3 anak? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini diperlukan pengetahuan mengenai statistika. Mengapa pengetahuan mengenai statistika? Karena berkaitan dengan data lama waktu memainkan lato-lato yang bisa dilakukan dengan panjang tali yang berbeda-beda. Ingat bahwa dalam statistika, segala sesuatu terjadi karena peluang (probabilitas, probability), bukan sebagai sesuatu yang pasti. Oleh karena itu, jika misalnya seorang anak yang memainkan lato-lato dengan panjang tali 30 cm mampu memainkan secara terus menerus selama 10 menit, belum tentu anak yang lain juga akan menghasilkan angka 10 menit? Sebelum melanjutkan, perlu saya sampaikan, perlu dibedakan istilah "ulangan" dan istilah "diulang". Ulangan menyatakan jumlah berapa kali suatu taraf perlakuan dicobakan. Diulang berarti berapa kali dicobakan kembali satu taraf perlakuan yang sudah dicobakan. Jika satu taraf percobaan sudah dicobakan 1 kali dan diulang sebanyak 3 kali maka jumlah ulangannya adalah 4. 

Di dunia nyata segala sesuatunya beragam sehingga dalam statistika dikenal ukuran pemusatan dan ukuran sebaran data. Salah satu ukuran pemusatan adalah rerata (mean). Untuk memperoleh nilai rerata, kita memerlukan anak lain untuk memainkan lato-lato dengan panjang tali yang sama. Lalu berapa banyak anak perlu memainkan lato-lato dengan panjang tali yang sama, yaitu 30 cm? Atau berapa ulangan diperlukan untuk memainkan lato-lato dengan panjang tali 30 cm? Untuk menjawab pertanyaan ini kita tahun bahwa salah satu ukuran sebaran data dalam statistika adalah ragam (variance, s2) yang jika diakarkan akan menghasilkan simpangan baku (standard deviation, SD, SD=sqrt(s2)). Kita juga tahu bahwa rerata mempunyai galat yang dikenal sebagai galat baku (standard error, SE, SE = SD/sqrt(n)) dan galat baku dapat digunakan sebagai ukuran presisi. Oleh karena galat baku SE merupakan ukuran presisi maka jika ingin meningkatkan presisi, kita perlu memperbesar n (ulangan). Dengan kata lain, selain untuk memperoleh nilai rerata, ulangan diperlukan untuk meningkatkan presisi nilai rerata. Untuk menghitung jumlah ulangan dalam percobaan tentu saja dilakukan bukan menggunakan persamaan SE ini, melainkan menggunakan persamaan yang berbeda tetapi logikanya sama. Lalu memperbesar ulangan sampai berapa banyak? Dalam melakukan percobaan, selain faktor presisi kita juga perlu mempertimbangkan faktor lain, misalnya biaya. Semakin besar ukuran ulangan maka semakin besar biaya yang diperlukan untuk melakukan percobaan. Mengenai jumlah ulangan harus sama, tentu saja tidak harus. Hanya saja, jika ulangan tidak sama maka melibatkan perhitungan yang lebih rumit dalam menganalisis data percobaan.

Selain pengulangan (replication) dalam beberapa ulangan (replicates), dalam percobaan juga dikenal istilah pemberulangan (repetition) dalam beberapa keberulangan (repeates). Untuk memahami konsep keberulangan dan berulangan ini, mari kita gunakan contoh percobaan yang berbeda, yaitu percobaan dosis pemupukan N terhadap padi sawah dengan perlakuan taraf dosis pemupukan 50, 75, 100, 125, dan 125 kg/ha yang dicobakan dalam 3 ulangan dan diberikan ketika tanaman padi berumur 1 minggu. Misalkan sebagai tanggapan terhadap perlakuan dosis pemupukan N tersebut dilakukan pengamatan terhadap jumlah anakan pada 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam. Dalam percobaan ini, pemberulangan merujuk kepada berapa kali dilakukan pengamatan terhadap jumlah anakan. Karena pengamatan dilakukan ketika tanaman serumur 2, 3, 4, dan 5 minggu setelah tanam maka keberulangan (repeates) dalam percobaan ini adalah 4. Perhatikan perbedaannya dengan ulangan, yang dalam hal ini berjumlah 3 dan keberulangan, yang berjumlah 4. Pemberlulangan dalam suatu percobaan berkonsekuansi terhadap cara menganalisis data sebagaimana akan dibahas pada materi mengenai rancangan percobaan tertentu.

Pengacakan dan Pemblokan
Untuk memahami apa itu pengacakan dan pemblokan, mari kita kembali ke percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda, yaitu panjang tali 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm, dan 40 cm, yang berturut-turut kita beri label A, B, C, D, dan E. Karena kita melakukan percobaan ini dalam 3 ulangan maka untuk membedakan ulangan kita gunakan label angka 1, 2, dan 3. Kombinasi antara label taraf perlakuan dan label ulangan menghasilkan label A1, A2, A3; B1, B2, B3; C1, C2, C3; D1, D2, D3; E1, E2, E3, seluruhnya berjumlah 15 satuan percobaan. Untuk mengacak, kita potong kertas sebanyak 15 potongan kecil, kita tulisi label A1 sampai D5 sebegaimana di atas dan kemudian kita gulung untuk menyembunyikan tulisannya. Sebelum melanjutkan, kita bariskan anak-anak yang akan memainkan lato-lato pada posisi X dalam Gambar 1.2.1 bagian P. Lalu kita lakukan pengacakan sebanyak dua kali.

Pada pengacakan kali pertama, kita kocok ke-15 gulungan kertas lalu kita panggil anak-anak mulai dari mana saja untuk mengambil gulungan kertas, lalu kita minta kembali ke posisinya berdiri semula. Sebelum memanggil setiap anak, kita kocok ulang gulungan kertas. Setelah selesai, kita bisa menghasilkan posisi label A1 sampei E3 sebagaimana pada Gambar 1.2.1 bagian Q. Tentu saja dapat diperoleh posisi berbeda, tetapi polanya kurang lebih sama. Pada pengacakan kali kedua, kita pisahkan gulungan kertas dengan label ulangan 1, ulangan 2, dan ulangan 3 dengan menempatkannya masing-masing dalam wadah yang berbeda. Sebelum melakukan pengundian gulungan kertas dengan label A1 sampei E3 tersebut, kita terlebih dahulu melakukan pengundian baris, dengan menuliskan angka 1, 2, dan 3 pada sepotong kertas dan kemudian menggulungnya dan meletakkannya dalam satu wadah. Kemudian kita panggil anak yang berdiri paling depan dari setiap baris untuk mewakili barisnya, mengambil satu gulungan kertas bertuliskan 1, 2, atau 3 setelah dikocok, kemudian meminta anak yang bersangkutan kembali ke barisannya. Setelah ketiga anak yang meakili barisannya kembali ke barisan masing-masing dan membuka gulungan kertasnya, diperoleh posisi baris bernomor ulangan satu, baris tengah bernomor ulangan 3, dan baris kanan bernomor ulangan 2. Selanjutnya kita lakukan pengundian gulungan kertas A sampai E bernomor ulangan 1 dengan cara memanggil secara bergiliran anak-anak hanya pada barisan paling kiri. Dengan cara yang sama kita lakukan pengundian gulungan kertas A sampai E bernomor ulangan 22 dan 3. Setelah pengundian selesai, kita bisa menghasilkan posisi label A1 sampei E3 sebagaimana pada Gambar 1.2.1 bagian R.

Melakukan pengundian untuk mengacak sebagaimana yang kita lakukan di atas hanyalah salah satu cara pengacakan. Anda dapat melakukan pengacakan dengan menggunakan tabel bilangan acak yang diberikan pada buku-buku statistika atau dapat diperoleh secara daring disertai dengan cara penggunaannya. Pengacakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan layanan pengacakan yang tersedia secara daring, misalnya Research Ransomizer dari randomizer.org. Namun khusus untuk melakukan pengacakan dalam merancang percobaan, aplikasi yang sebaiknya digunakan adalah EDGAR: Experimental Design Generator And Randomiser yang dapat dijalankan dalam program aplikasi Excel untuk jenis rancangan percobaan tertentu, silahkan klik Choose an experimental design lalu pilih jenis rancangan percobaan yang Anda gunakan. Namun apapun yang Anda gunakan untuk melakukan pengacakan, silahkan perhatikan posisi kertas berlabel A1 sampei E5 pada Gambar 1.2.1 bagian Q dan bagian R. Apakah Anda melihat perbedaannya? Jika dapat melihat perbedaannya, berarti Anda berhasil membedakan antara pengacakan tanpa penlokan dan pengacakan dengan pemblokan. Gambar 1.2.1 bagian P menunjukkan hasil pengacakan tanpa pemblokan, sedangkan Gambar 1.2.1 bagian R menunjukkan hasil pengacakan dengan pemblokan. Pengacakan dan pemblokan, sebagaimana halnya dengan pengulangan, merupakan prinsip dasar dalam perancangan percobaan. Kita sudah tahu mengapa pengulangan merupakan prinsip dasar, sebagaimana telah kita bahas di atas. Tetapi mengapa pengacakan dan pemblokan juga merupakan prinsip dasar? Atau dengan kata lain, mengapa kita perlu melakukan pengacakan dan pemblokan dalam merancang suatu percobaan? Jawaban terhadap pertanyaan ini, sebagian berbasis logika sebab-akibat dan sebagian lagi-lagi statistika.

Sebagaimana sudah kita bahas pada materi 1.1, percobaan kita lakukan untuk mempelajari hubungan sebab-akibat dalam suatu proses, yaitu memastikan bahwa peubah bebas x merupakan penyebab terjadinya peubah bebas y. Dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda, x adalah panjang tali lato-lato dan y adalah lama waktu memainkan lato-lato. Pada awal materi ini kita sudah membahas bahwa selain panjang tali, lama waktu memainkan lato-lato dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang tidak dapat sepenuhnya diatur, misalnya silau karena sinar matahari, panas sinar matahari, arah angin, dsb. Untuk mengatasi pengaruh faktor yang sulit dikendalikan inilah maka perlu dilakukan pengacakan dan pemblokan. Jika faktor yang mempengaruhi tidak kita ketahui arahnya, kita tidak dapat melakukan pemblokan, melainkan hanya dapat melakukan pengacakan. Namun jika faktor berpengaruh tersebut mempunyai arah tertentu, misalnya arah cahaya matahari yang menyilaukan atau arah angin yang tetap maka kita dapat melakukan pemblokan. Dalam bahasa statistika, pengacakan dan pemblokan kita lakukan untuk meminimalisasi ketercampuran pengaruh (confounding effects), bukan hanya pengaruh dari perlakuan yang kita buat tetapi juga pengaruh faktor lain yang sulit kita atur menjadi seragam, sehingga hasil pengamatan mengalami apa yang dikenal sebagai mengalami penyimpangan (bias).

Selain dari faktor lingkungan yang sulit dapat kita kendalikan, ketercampuran pengaruh yang menghasilkan data menyimpang juga dapat terjadi dari kesalahan kita dalam melakukan percobaan. Misalnya, dalam percobaan bidang pertanian yang melibatkan tanaman di lapangan, hal-hal yang dapat menimbulkan ketercampuran pengaruh adalah: (1) ukuran petak yang terlalu kecil dibandingkan dengan ukuran tanaman seperti misalnya tanaman jagung dalam petak berukuran 2 m x 3 m, (2) melakukan pengamatan terhadap tanaman yang berada pada tepi petak, (3) melakukan percobaan dengan melibatkan objek bergerak seperti misalnya, burung, serangga, dan bahkan patogen, dalam petak berukuran kecil dan tanpa batas fisik antar petak, (4) melakukan percobaan pemupukan tanpa mengatur aliran air, dan (5) masih banyak contoh lainnya lagi. Perancangan percobaan dilakukan dengan berbagai cara, selain dengan melakukan pengacakan dan pemblokan, untuk meminimalisasi masalah ketercampuran pengaruh ini. Hal ini perlu dilakukan karena begitu percobaan selesai dirancang dan dilaksanakan, tidak ada cara lain lagi untuk mengatasi masalah ini. Analisis data secanggih apapun tidak dapat mengatasi masalah ketercampuran pengaruh ini sehingga benar-benar harus diperhatikan dalam perancangan percobaan.

Pengacakan dan pemblokan perlu kita lakukan karena analisis statistika mengasumsikan bahwa data dari satu satuan percobaan tertentu bersifat bebas dari satuan percobaan lainnya dan berdistribusi normal dengan rerata populasi dan ragam populasi tertentu. Mengenai hal ini kita bahas lebih lanjut pada materi 1.3. Namun perlu kita pahami bahwa teknik analisis yang akan kita gunakan untuk menganalisis data didasarkan pada asumsi tersebut. Jika data kita peroleh dari percobaan yang menyalahi asumsi tersebut, kita tetap dapat memperoleh hasil analisis. Bahkan mungkin hasil analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian yang kita lakukan. Hanya saja, hasil analisis semacam itu adalah hasil analisis yang menyimpang sehingga menyesatkan, sekalipun dihasilkan dari menganalisis data dengan menggunakan program aplikasi secanggih apapun. Program aplikasi analisis statistik yang kita gunakan untuk menganalisis data hanyalah alat bantu. Yang lebih penting bukanlah kecanggihan program aplikasi analisis data yang kita gunakan, melainkan kecanggihan kita dalam merancang percobaan. Sebagai alat bantu, program aplikasi analisis statistik bersifat GIGO, garbage in, garbage out. Jika yang kita masukkan data sampah maka hasil analisisnya tidak mungkin emas, melainkan tetap sampah.

1.2.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka Daring
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

1.2.3. Kuis
Setelah membaca materi kuliah 1.1 dan materi kuliah 1.2 serta mengklik tautan dan membaca pustaka yang diberikan pada materi kuliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan kuis secara mandiri untuk mengevaluasi diri dalam memahami kedua materi kuliah:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuis selambat-lambatnya pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa Daftar Lembar Jawaban untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuis sudah masuk dan memeriksa nilai yang diperoleh.
Pada saat memeriksa daftar lembar jawaban, silahkan periksa sendiri berapa nilai yang Anda peroleh. Bila memperoleh nilai <60 berarti Anda belum memahami materi kuliah sehingga perlu membaca kembali kedua materi kuliah. Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.

1.2.2. TUGAS KULIAH

1.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Latihan Kasus
Pada tugas materi kuliah 1.1 Anda sudah mengunggah file daftar nama mahasiswa dan kepemilikan komputer yang sudah Anda lengkapi. Dengan mempertimbangkan keseimbangan jumlah mahasiswa yang tergabung dalam satu mahasiswa pemilik komputer maka saya mengatur kembali nama mahasiswa yang tergabung dalam satu mahasiswa yang memiliki komputer menjadi daftar kelompok mahasiswa berdasarkan urutan abjad nama mahasiswa. Silahkan mengunduh file Daftar Kelompok Mahasiswa (klik setelah tautan aktif) untuk mengerjakan tugas berikut ini secara kelompok:
  1. Setiap kelompok mengunduh masing-masing lima (5) file skripsi dari halaman Respositori Skripsi prodi Agroteknologi dengan ketentuan setiap kelompok mengunduh skripisi termutakhir. Selanjutnya ketik kelima judul skripsi yang telah diunduh dan setelah membaca bab Metode Penelitian, sebutkan setelah judul skripsi apakah skripsi yang diunduh menggunakan metode eksperimentak atau tidak. Jika belum menemukan skripsi dengan yang menggunakan metode eksperimental, unduh file skripsi dengan judul lain sampai memperoleh minimal dua skripsi yang menggunakan metode eksperimental.
  2. Dari antara judul skripsi yang menggunakan metode eksperimental, pilih satu judul lalu baca bagian rancangan percobaan dan kemudian tentukan apa yang merupakan perlakuan, berapa taraf perlakuan yang dicobakan, apakah taraf perlakuan bersifat kualitatif atau kuantitatif.
  3. Baca bagian rancangan percobaan lalu tentukan apakah percobaan dilakukan di laboratorium, di rumah kaca, atau di lapangan lalu cari apa yang merupakan satuan percobaan dan ukuran satuan percobaan yang digunakan tersebut.
  4. Baca bagian rancangan percobaan lalu tentukan apakah diuraikan cara melakukan pengacakan dan apakah pengacakan dilakukan secara menyeluruh atau di dalam blok
  5. Baca bagian rancangan percobaan lalu tentukan berapa jumlah ulangan yang dicobakan dan apakah disertai dengan penjelasan mengapa memilih jumlah ulangan tertentu.
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.


1.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, Selasa, 6 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 29 Januari 2023, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.


48 komentar:

  1. Apa perbedaan yang mendasar antara Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok lengkap?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan yang mendasar antara Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok adalah dalam hal pengelompokan ulangan dalam suatu percobaan. Atau;
      - Rancangan Acak Lengkap digunakan untuk percobaan dengan satuan-satuan dan bahan-bahan percobaan yang seragam.
      - Rancangan Acak Kelompok digunakan untuk percobaan-percobaan dengan satuan-satuan dan bahan-bahan percobaan yang tidak seragam.

      Rancangan Acak Lengkap biasanya digunakan pada percobaan yang tempat, suhu, kondisi lingkungan atau keadaanya relatif sama Contohnya adalah percobaan yang dilakukan dilaboratorium. Dan Rancangan Acak Kelompok biasanya digunakan pada percobaan yang tempat, kondisi lingkungannya berbeda. Contohnya adalah percobaan yang dilakukan diladang yang keadaan tanahnya berbeda-beda.

      Hapus
    2. Jadi perbedaannya adalah, Dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), sumber-sumber keragaman tersebut adalah perlakuan atau ditulis dengan notasi dan galat percobaan. Sedangkan dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), sumber-sumber keragaman tersebut adalah blok atau ditulis dengan notasi , perlakuan ( ) dan galat percobaan.

      Hapus
  2. Tujuan dari pengulangan dalam perancangan percobaan iyalah agar data atau angka yang dihasilkan acak/beragam sehingga dapat dianalisis menggunakan program Excell, tapi bagaimana jika angka yang dihasilkan dari pengulangan tersebut tidak acak apakah masih dapat di analisis menggunakan program Excel atau tidak, jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika data atau angka tersebut tidak acak maka program excel bisa memberikan hasil tapi hasilnya tidak relevan, karena prinsip Excel dalam statistik harus dianalisis dengan menggunakan data acak.

      Hapus
  3. Apakah ada cara supaya ulangan yang tidak sama tidak melibatkan perhitungan yang lebih rumit dalam menganalisis data percobaan. Jelaskan!

    BalasHapus
  4. Mengapa dalam satistika segala sesuatu terjadi karena peluang (probabilitas, probability) dan bukan sebagai sesuatu yang pasti?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam statistika, segala sesuatu diungkapkan melalui peluang atau probabilitas karena banyak fenomena di alam atau kehidupan sehari-hari memiliki unsur ketidakpastian. Probabilitas memberikan cara untuk mengukur dan memahami tingkat ketidakpastian ini, dan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang tersedia. Jadi, statistika memungkinkan kita untuk menggambarkan dan memahami dunia yang tidak selalu bersifat pasti.

      Hapus
  5. Jelaskan program aplikasi analisis statistik bersifat GIGO, garbage in, garbage out!

    BalasHapus
    Balasan
    1. GIGO umumnya digunakan untuk menggambarkan kegagalan dalam pengambilan keputusan manusia karena data yang salah, tidak lengkap, atau tidak tepat. Masalah seperti ini sudah ada sebelum usia komputer, tetapi istilah itu masih bisa diterapkan.
      Jadi dapat disimpulkan bahwa aplikasi bersifat GIGO adalah aplikasi statistik yang memberikan gambaran terdapat kesalahan kita dalam mengambil keputusan karena menginput data yang salah.
      Terimakasih.

      Hapus
  6. Mengapa dalam melakukan ulangan tidak sama perlu melibatkan perhitungan yang lebih rumit dalam menganalisis data percobaan. Jelaskan?

    BalasHapus
  7. Mengapa Dalam perlakuan yang bersifat kuantitatif, kita harus mengetahui secara pasti perbedaan antara dua taraf perlakuan atau taraf faktor yang berurutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena taraf perlakuan atau taraf faktor dibuat secara sengaja oleh seorang peneliti. Melalui penelitian dengan metode eksperimental, seorang peneliti ingin memastikan bahwa dalam suatu proses, sesuatu merupakan sebab terhadap sesuatu lainnya. Dalam bahasa statistika, peubah bebas x merupakan penyebab peubah tidak bebas y. Untuk memastikan bahwa hubungan antara x dan y merupakan hubungan sebab-akibat maka semua keadaan yang dapat mengubah y harus dibuat sama. Satu-satunya yang berbeda hanyalah peubah x.

      Hapus
  8. Bagaimana cara untuk menentukan jumlah ulangan yang harus kita jalankan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut Hanafiah (2005) penentuan jumlah ulangan dapat ditentukan berdasarkan persamaan : (t-1)(r-1) ≥ 15 dimana r = jumlah ulangan dan t = jumlah perlakuan.

      Hapus
  9. Bagaimana cara kita untuk menentukan jumlah unit satuan percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara untuk menentukan jumlah unit satuan percobaan ialah dengan mengetahui ulangan, kita dapat menghitung jumlah unit percobaan dengan mengalikan perlakuan dan ulangan.

      Hapus
    2. Cara menentukan jumlah unit satuan percobaan dengan mengetahui perlakuan ulangan kemudian kita dapat menentukan jumlah unit perlakuan ulangan tersebut.

      Hapus
  10. Jelaskan ,bagaimana teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang didasarkan asumsi dalam suatu percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Teknik Berdasarkan Matematika dan Statistik
      Matematika dan Statistik adalah dua teknik penting dalam menganalisis data. Matematika berperan penting dalam penyusunan model dan Statistik berperan penting dalam penentuan sampel dalam analisis data. Matematika dan Statistik tidak luput dari penerapan pengolahan dan analisa data. Teknik-teknik statistik dan matematika juga dapat digunakan dalam pengujian hipotesis dan pengambilan keputusan dari suatu hipotesa. Beberapa contohnya seperti, analisis deskriptif, analisis dispersi, analisis regresi, analisis faktor, analisis diskriminan, dan analisis Time Series.
      2. Teknik Berdasarkan Artificial Intelligence dan Machine Learning
      Artificial Intelligence dan Machine Learning adalah dua teknik analisis data yang mengotomatiskan pembuatan model analitis. Dalam teknik analisis data, machine learning adalah metode yang digunakan untuk merancang model dan algoritma yang kompleks yang sesuai dengan prediksi. Beberapa contoh dari teknik ini seperti, Artificial Neural Network, Decision Trees, Evolutionary Programming, dan Fuzzy Logic
      3. 3. Teknik Berdasarkan Visualisasi dan Grafik
      Visualisasi data merupakan teknik dasar analisis data dengan cara tercepat dan termudah dalam mendapatkan informasi dari sebuah dataset. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi informasi secara efisien ke siapa saja yang membutuhkan hasil analisis data. Berbagai contoh visualisasi data berupa tabel, grafik maupun chart seperti, Column dan Bar chart, Line chart, Area chart, Pie chart, Funnel chart, Word Cloud chart, Gantt chart, Radar chart, dan masih banyak lagi. Hal penting dalam memvisualisasikan data yang bagus adalah, visualisasi tersebut harus menarik, memberikan informasi yang jelas, dapat diakses, memungkinkan dalam pengembangan dan penyebaran yang cepat.


      Hapus
  11. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi satuan percobaan?

    BalasHapus
  12. Blocking adalah membagi unit-unit percobaan dalam kelompok
    homogen, tetapi tiap kelompok dibagi lagi dalam beberapa kelompok
    lain. Blocking tidak lain adalah pengelompokan pertama dan diadakan
    jika unit-unit percobaan tidak homogen. Kegunaan: untuk mengurangi
    pengaruh counfounded atau pengaruh campuran.
    Contoh:
    Pemupukan jenis A dan B pada tanaman jagung pada dua lokasi
    yang berbeda, dan memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan
    tersebut kemungkinan disebabkan oleh: perbedaan pupuk atau
    kesuburan tanah.
    Jadi perbedaan pemupukan adalah counfounded atau tercampur
    dengan perbedaan lokasi, atau efek pupuk dan efek plat adalah
    counfounded.
    Supaya replikasi atau uji
    beda nyata valid, maka diperlukan randomisasi atau pengacakan yaitu pengamatan didistribusikan secara bebas, maka pengambilan sampel dilakukan
    secara random atau acak(bersifat objektif) atau perlakuan harus diberikan
    secara random.
    Kegunaan:
    a. Membuat uji beda nyata menjadi valid atau sahih, karena error
    bersifat bebas dapat dipenuhi
    b. Mengurangi atau menghilangkan bias yang disebabkan oleh pilih
    kasih.

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. Galat percobaan berguna untuk
      menguji ada atau tidaknya pengaruh perlakuan atau menguji asal
      perlakuan dari populasi yang sama atau tidak. Selain itu galat juga
      berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari suatu rancangan
      percobaan serta mengukur keragaman suatu pengamatan terhadap
      unit-unit percobaan.

      Hapus
  14. Apakah ada kekurangan/kerugian dalam penggunaan Rancangan Percobaan acak lengkap( RAL) dan rancangan Acak lengkap kelompok (RALK)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ada, Kerugian penggunaan RAL Yaitu: Penggunaan rancangan ini agak terbatas, umumnya digunakan untuk
      percobaan-percobaan laboratorium, rumah kaca atau percobaan terkendali lainnya.
      Dan Pemakaian di lapangan agak terbatas, meskipun tidak menutup kemungkinan asal homogenitas lahan percoban dapat dipenuhi. Sedangkan Kerugian penggunaan RALK:
      Apabila andaian gradien satu arah tidak dipenuhi, maka presisi dan efisiensi justru lebih rendah dibandingkan dengan RAL, yang disebabkan karena berkurangnya derajad bebas untuk error Percobaan.

      Hapus
  15. Bagaimana cara mengatasi error (kesalahan) dalam suatu percobaan? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi error atau kesalahan dalam suatu percobaan:

      Identifikasi sumber error
      Analisis secara cermat tahapan percobaan untuk menemukan kemungkinan sumber kesalahan.
      Kalibrasi alat
      Melakukan kalibrasi dan standarisasi alat secara berkala agar hasil pengukuran akurat.
      Replikasi
      Mengulang percobaan beberapa kali untuk memastikan hasil konsisten dan bukan faktor kebetulan.
      Validasi metode
      Membandingkan hasil percobaan dengan metode lain untuk memvalidasi hasil.
      Analisis statistik
      Menggunakan analisis statistik untuk mendeteksi dan meminimalkan efek outlier.
      Mengontrol variabel
      Meminimalkan variabel pengganggu yang dapat memengaruhi hasil percobaan.
      Prosedur baku
      Menstandarisasi prosedur percobaan untuk mengurangi human error.
      Pelatihan
      Memberi pelatihan pada peneliti untuk meningkatkan keterampilan dan mengurangi kesalahan teknis.
      Dengan cara-cara tersebut, kesalahan dalam percobaan dapat diminimalkan sehingga hasil percobaan menjadi lebih akurat.

      Hapus
  16. Apa saja faktor lingkungan yang perlu dikendalikan dalam percobaan yang Anda lakukan? Mengapa faktor-faktor tersebut penting untuk dikendalikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktor lingkungan yang perlu dikendalikan dalam percobaan tergantung pada jenis percobaan yang dilakukan. Berikut beberapa contoh:

      1. Percobaan biologi
      2. Percobaan fisika

      Alasan pentingnya pengendalian faktor lingkungan:

      Menghilangkan variabel lain
      Meningkatkan akurasi
      Mempermudah interpretasi
      Memungkinkan replikasi

      Hapus
  17. Faktor-faktor lingkungan yang perlu dikendalikan dalam percobaan yang lakukan tergantung pada jenis percobaan dan variabel yang ingin diukur.Berikut adalah beberapa faktor lingkungan umum yang perlu dikendalikan dalam berbagai jenis percobaan:yaitu faktor fisik seperti suhu,cahaya, Kelembaban faktor kimia seperti pH,Konsentrasi zat kimia,dan faktor biologi. Faktor-faktor lingkungan yang tidak terkendali dapat menyebabkan hasil percobaan yang tidak akurat atau tidak dapat diulang., mengendalikan faktor-faktor lingkungan penting untuk Memastikan bahwa hasil percobaan hanya dipengaruhi oleh variabel yang sedang diuji, meningkatkan akurasi dan produktivitas hasil percobaan, memastikan bahwa hasil percobaan dapat diinterpretasikan dengan benar.
    contohnya kita melakukan percobaan untuk menguji efek pupuk pada pertumbuhan tanaman. Jika kita tidak mengendalikan atau mengoptimalkan kondisi suhu, cahaya, dan kelembaban,Konsentrasi zat kimia, hasil percobaan mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor ini, bukan oleh pupuk. Hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat dan tidak dapat diulang,dengan mengendalikan faktor-faktor lingkungan, kita dapat memastikan bahwa hasil percobaan akurat dan dapat diinterpretasikan dengan benar.

    BalasHapus
  18. Bagaimana pengacakan dan pemblokan dalam perancangan percobaan membantu meminimalisasi masalah ketercampuran pengaruh dan mengapa hal ini penting dalam analisis statistika?

    BalasHapus
  19. Apa saja jenis-jenis percobaan yang digunakan dalam ilmu-ilmu pertanian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam Ilmu Pertanian, ada beberapa jenis percobaan yang digunakan:

      1. Percobaan Agronomi:
      Mempelajari pengaruh varietas tanaman, pupuk, irigasi, dan hama/penyakit pada hasil panen.
      Contoh: Uji coba varietas padi baru untuk menemukan varietas yang tahan hama dan memiliki hasil panen tinggi.

      2. Percobaan Hortikultura:
      Mempelajari budidaya tanaman hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan bunga.
      Contoh: Uji coba metode penanaman hidroponik untuk meningkatkan hasil panen tomat.

      3. Percobaan Peternakan:
      Mempelajari pengaruh pakan, breeding, dan manajemen kandang pada produksi ternak.
      Contoh: Uji coba suplemen pakan untuk meningkatkan pertumbuhan sapi potong.

      4. Percobaan Tanah dan Air:
      Mempelajari sifat-sifat tanah dan air serta pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman.
      Contoh: Uji coba metode pengomposan untuk meningkatkan kesuburan tanah.

      5. Percobaan Bioteknologi:
      Menerapkan teknologi biologi untuk meningkatkan produksi pertanian.
      Contoh: Uji coba rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman padi yang tahan wereng.

      6. Percobaan Hama dan Penyakit:
      Mempelajari cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
      Contoh: Uji coba pestisida nabati untuk mengendalikan hama wereng pada tanaman padi.

      7. Percobaan Ekonomi Pertanian:
      Mempelajari aspek ekonomi dalam kegiatan pertanian.
      Contoh: Uji coba analisis biaya-manfaat untuk menentukan kelayakan usaha tani.

      8. Percobaan Sosial Ekonomi Pertanian:
      Mempelajari aspek sosial ekonomi yang terkait dengan kegiatan pertanian.
      Contoh: Uji coba pengaruh program pemberdayaan petani terhadap tingkat pendapatan petani.

      Hapus
  20. Apakah perubahan yang dilakukan akan memiliki efek samping yang tidak diinginkan pada objek atau lingkungan percobaan

    BalasHapus
  21. Mengapa pengulangan harus dilakukan disuatu percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengulangan harus dilakukan disuatu percobaan karena sejumlah alasan. Pertama, klarifikasi membantu memperjelas penelitian, memperluas daya cakup kesimpulan, dan memperbaiki beragam kesalahan dalam penelitian. Kedua, duplikat membantu meningkatkan ketelitian suatu percobaan melalui pengurangan simpangan baku dari nilai tengah perlakuan, memperluas cakupan kesimpulan kesimpulan, dan mengendalikan ragam kekeliruan. Tiga, membantu meningkatkan ketelitian percobaan dan mengurangi galat percobaan (experimental error).Selain itu, pencampuran juga membantu dalam pengukuran, dimana setiap pengulangan pengukuran biasanya menghasilkan nilai yang berbeda, yang disebut kesalahan, dan perbedaan nilai pengukuran ini harus dikontrol untuk mendapatkan nilai pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.

      Hapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. mengapa pengulangan di lakukan di suatu percobaan yaitu: agar meningkatkan ketelitian karena jika jumlah ulangan semakin banyak atau bertambah maka akan semakin meningkat ketelitian, dan kita tidak salah dalam mengambil keputusan karena pengulangan dapat menambah penarikan kesimpulan dan dapat mengendalikan ragam eksperimental, pengulangan juga memungkinkan kita untuk mengelompokkan satuan -satuan percobaan.

    BalasHapus
  24. Bagaimana cara menentukan faktor-faktor yang akan di uji dalam percobaan?

    BalasHapus
  25. Balasan
    1. Galat adalah kesalahan atau kekeliruan dalam suatu proses, perhitungan, atau pemahaman. Dalam konteks matematika atau ilmu komputer, galat merujuk pada perbedaan antara nilai yang diharapkan dan nilai yang sebenarnya terjadi. Dalam konteks umum, galat bisa merujuk pada kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam pemahaman atau tindakan seseorang.

      Hapus
  26. Apa yang menjadi kelemahan dari RAL?

    BalasHapus
  27. RAL (Rancangan Acak Lengkap) memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan:

    Presisi percobaan: RAL kurang memuaskan untuk penelitian yang membutuhkan presisi tinggi.

    Ini terutama terjadi jika unit percobaan (misalnya, tanaman atau petak tanah) tidak homogen.
    Variasi antar unit percobaan akan "menenggelamkan" efek perlakuan yang sedang diteliti, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang kuat.
    Jumlah perlakuan: RAL cocok untuk penelitian dengan jumlah perlakuan yang sedikit.

    Semakin banyak perlakuan yang digunakan, semakin kompleks rancangannya dan semakin besar pula kesalahan yang mungkin terjadi.
    Pengulangan: RAL kurang efisien jika unit percobaan tidak homogen, terutama dengan jumlah ulangan yang sedikit.

    Variasi antar unit percobaan dapat menyebabkan hasil yang tidak konsisten.

    BalasHapus
  28. Mengapa kita perlu melakukan pengacakan dan pemblokan?

    BalasHapus
  29. Jelaskan bagaimana pengacakan dan pemblokan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengacakan dan pemblokiran berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian dengan cara berikut:

      Pengacakan: Pengacakan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian dengan cara memungkinkan penelitian yang lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan standar biaya keluaran, peneliti dapat lebih fokus pada persiapan, proses, dan capaian hasil riset, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan penelitian.

      Pemblokiran: Pemblokiran berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian dengan cara memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional. Penelitian harus disebarluaskan melalui diseminaran, publikasi, paten, dan cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat, sehingga penelitian dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

      Hapus
  30. Mengapa perlu di lakukan Perubahan terhadap Objek dan Lingkungan dalam Percobaan

    BalasHapus