Pada materi 1.2 kita sudah membahas aspek perancangan percobaan dalam kaitan dengan perubahan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam kaitan ini, peneliti menentukan apa yang dipilih untuk diubah, yang selanjutnya kita sebut sebagai perlakuan atau faktor, dan bagaimana perubahan dilakukan melalui penentuan taraf perlakuan atau taraf faktor. Untuk menjamin agar perubahan yang dilakukan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses yang diteliti maka peneliti melakukan pengacakan atau pemblokan satuan percobaan. Peneliti menentukan jumlah ulangan yang dicobakan untuk memperoleh nilia estimasi pengaruh dari perubahan yang dilakukan. Apa yang kita sudah bahas pada materi tersebut berkaitan dengan peubah x dalam proses yang diteliti. Pada materi kuliah ini, kita membahas mengenai akibat yang timbul dari perubahan yang telah dilakukan, yang merupakan peubah y dari proses yang diteliti.
1.3.1. MATERI KULIAH
1.3.1.1. Membaca Materi
Penentuan Peubah dan Validitas Konstruk
Peubah yang dimaksud dalam hal ini adalah peubah y dari proses yang menjadi masalah penelitian. Kembali kepada percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda yang sudah kita bahas pada materi 1.1 dan materi 1.2, panjang tali lato-lato adalah peubah x dan lama memainkan lato-lato adalah peubah y. Pada contoh percobaan memainkan lato-lato, lama memainkan lato-lato dipilih sebagai peubah y sekedar sebagai contoh. Pertanyaannya kemudian adalah apakah sudah tepat menetapkan lama memainkan lato-lato sebagai peubah y dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda? Apakah yang dapat kita gunakan sebagai kriteria untuk menentukan bahwa sesuatu tepat dipilih sebagai peubah y untuk suatu peubah x tertentu? Kalau kemudian lama memainkan lato-lato bukan merupakan peubah y yang tepat, apakah peubah y yang lebih tepat daripada lama memainkan lato-lato?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, kita perlu mempelajari teori mengenai lato-lato. Dari mempelajari teori permainan lato-lato, kita dapat memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai hubungan sebab-akibat dalam permainan lato-lato. Dari informasi yang kita peroleh, kita bisa mendaftar beberapa calon peubah y selain lama waktu memainkan lato=lato, misalnya kecepatan memainkan lato-lato dalam satuan jumlah hentakan per menit. Sekarang kita mempunyai dua calon peubah y, yaitu lama waktu memainkan lato-lato dan kecepatan memainkan lato-lato. Di antara kedua calon peubah y ini, manakah peubah yang kita pilih? Untuk menjawab pertanyaan ini, selain menggunakan teori permainan lato-lato sebagai dasar, kita juga perlu mempertimbangkan tujuan percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda. Jika duperlukan, kita dapat memilih keduanya sebagai peubah.
Memilih peubah y yang tepat dalam suatu penelitian menentukan validitas konstruk suatu percobaan. Dalam hal ini, validitas konstruk berkaitan dengan mengukur secara tepat untuk sesuatu yang kita ukur. Misalnya kita akan mengukur pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman padi. Untuk memilih bagaimana mengukur pengaruh pemupukan nitrogen, kita perlu mmengetahui bagaimana pengaruh nitrogen dalam pertumbuhan. Kemuaidan kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan, cara mengukurnya, dan cara menganalisisnya. Dari mempelajari pengaruh pemupukan nitrogen, kita mengetahui bahwa pemupukan nitrogen mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman padi. Dalam hal ini, kita dapat memilih untuk mengukur jumlah anakan, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, atau tinggi tanaman dari waktu ke waktu. Tetapi dalam pertanian, hasil akhir yang kita harapkan adalah produksi. Dari keempat peubah pertumbuhan tersebut di atas, peubah manakah yang paling berpengaruh terhadap produksi? Kita perlu mencari dan membaca pustaka lalu menuliskannya sebagai tinjauan pustaka. Dari kelima peubah tersebut, bisa jadi bukan hanya satu peubah yang menentukan produksi, misalnya jumlah anakan dan jumlah daun. Karena pertumbuhan merupakan perubahan dari satu keadaan ke keadaan berikutnya maka jumlah anakan dan jumlah daun kita amati dari waktu ke waktu, misalnya mulai dari sehari sebelum pemupukan dan kemudian pada hari ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, dst., sampai dilakukan pemupukan kedua. Pemilihan peubah yang akan kita amati agar dapat mengukur pengaruh perlakuan secara tepat dalam suatu percobaan merupakan validitas konstruk percobaan yang bersangkutan.
Pengukuran dan Kategori Peubah
Apapun yang kemudian kita pilih sebagai peubah, peubah harus dapat kita kuantifikasi (quantify) dengan cara mengukur (measure) atau dengan cara mencacah (count). Mengukur kita lakukan dengan membandingkan sesuatu yang kita ukur dengan suatu pembanding baku. Misalnya untuk mengkuantifikasi lama waktu memainkan lato-lato kita mengukur lama waktu dalam satuan detik, menit, atau jam, yang merupakan ukuran waktu yang baku. Untuk mengkuantifikasi kecepatan memainkan lato-lato kita mengukur dengan cara mencacah jumlah hentakan dalam satuan waktu tertentu. Untuk mengkuantifikasi jumlah anakan padi, kita mencacah jumlah anakan per rumpun tanaman padi. Tapi bagaimana jika kita perlu mengkuantifikasi sesuatu yang tidak tersedia pembanding bakunya, misalnya kerusakan yang ditimbulkan oleh hama atau intensitas penyakit?
Mengkuantifikasi dengan cara mengukur menggunakan alat ukur baku sebagai pembanding atau dengan cara mencacah menghasilkan ukuran yang perbedaannya kita ketahui dengan pasti. Misalnya kita tahu perbedaan lama waktu memainkan lato-lato selama 5 menit dan 3 menit, perbedaan jumlah 7 anakan dan 5 anakan, dst. Namun tidak selamanya kita bisa memperoleh ukuran semacam ini karena alat ukur bakunya tidak tersedia. Misalnya untuk mengukur intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh hama, kita dapat mengukur luas permukaan daun yang dirusak oleh hama. Namun mengukur intensitas kerusakan dengan cara seperti ini akan sangat melelahkan dan menghabiskan banyak waktu sehingga kurang praktis. Oleh karena itu, intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh hama atau intensitas penyakit lazim diukur dengan menggunakan skor, misalnya 0=tidak terjadi kerusakan, 1=kerusakan ringan, 2=kerusakan sedang, 3=kerusakan berat, dan 4=kerusakan sangat berat. Ukuran seperti ini menunjukkan bahwa skor 4 berarti menunjukkan kerusakan lebih berat dari skor 3, skor 2, skor 1, dan skor 0. Tetapi berbeda dengan mengukur menggunakan alat ukur baku, kita tidak tahu berapa sesugguhnya perbedaan kerusakan antara skor 0 dan skor 1, antara skor 1 dan skor 2, antara skor 2 dan skor 3, dan antara skor 3 dan skor 4. Perbedaan nilai skornya memang 1, tetapi perbedaan 1 antara skor 0 dan 1 tidak sama dengan perbedaan 1 antara skor 1 dan 2, dst.
Agar dapat mengukur peubah dengan tepat kita perlu mengetahui skala pengukuran:
- Skala nominal, bersifat hanya membdakan, misalnya tanaman tumbuh dan mati, sakit dan sehat, berhasil panen dan gagal panen, dsb.
- Skala ordinal, bersifat membedakan dan memeringkatkan, misalnya ukuran dengan menggunakan skor pada contoh di atas
- Skala interval, bersifat membedakan, memeringkatkan, dan nilai 0 kesepakatan, misalnya suhu udara, suhu 0oC bukan berarti tidak ada sehu
- Skala rasio, bersifat membedakan, memeringkatkatkan, nilai 0 absolut, dan membandingkan dengan nilai perbedaan yang diketahu, misalnya lama waktu memainkan lato-lato, kecepatan memainkan lato-lato, jumlah anakan per rumpun padi, dsb.
Berdasarkan skala yang digunakan untuk mengukur, peubah dibedakan menjadi peubah nominal, ordinal, interval, dan rasio. Kategori peubah ini berlaku untuk peubah yang hasil kuantifikasinya berupa angka yang dikenal sebagai peubah kuantitatif. Selain kuantitatif, peubah tentu juga bisa bersifat kualitatif. Tetapi dalam perancangan percobaan, sebagaimana halnya dalam statistika, kita memfokuskan perhatian hanya pada peubah kuantitatif. Skala pengukuran yang Anda gunakan untuk mengukur peubah akan menentukan teknik analisis statistika yang dapat Anda gunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari mengukur suatu perubah.
Data Bukan Fakta
Data bukan fakta? Lalu apa kalau begitu? Lalu apa sebenarnya data itu dan apa pula fakta itu apa? Data sebenarnya hanya merupakan hasil kuantifikasi suatu peubah. Jika peubah yang kita pilih merupakan peubah y yang tepat untuk mengukur pengaruh peubah x maka sudah mengarah kepada kepada fakta. Kalau tidak maka menjadi menjauh, Tapi meskipun peubah yang kita ukur sudah merupakan peubah yang tepat, hasil pengukuran terdiri atas ukuran yang kita harapkan ditambah dengan galat. Dalam bahasa statistika kita menyatakan hasil pengukuran peubah y sebagai
yi = u + Ei
dengan keterangan yi=data ukuran hasil kuantifikasi pada pengukuran ke-i, u=nilai peubah yang sebenarnya, dan Ei=galat acak pada pengukuran ke-i. Misalkan pada taraf dosis pemupukan 50 kg/ha, setelah mencacah jumlah anakan pada rumpun 1 kita memperoleh jumlah anakan 5, pada rumpun kedua jumlah anakan 3, dan pada rumpun ketiga jumlah anakan 7. Pertanyaannya kemudian, apakah dosis yang sama bisa menimbulkan akibat yang berbeda-beda? Seharusnya tidak, tetapi kita berhadapan dengan realitas biologi di mana keberagaman adalah hakekatnya. Karena itu dalam menghadapi realitas seperti ini kita memerlukan statistika. Statistika memberikan kepada kita ukuran pemusatan, misalnya rerata (mean), dan sekaligus ukuran sebaran, misalnya ragam (variance).
Menganalisis data hasil percobaan kita lakukan untuk memisahkan galat sehingga dapat memperoleh kesimpulan berdasarkan pada bagian data yang kita harapkan benar. Dengan menganalisis data kita berharap memperoleh fakta. Tapi perlu kita ingat, benar dan fakta yang kita maksudkan di sini perlu kita batasi sebagai benar dan fakta induktif berdasarkan pada hasil pengamatan empirik. Benar dan fakta dalam bahasa sehari-hari bisa jadi mempunyai pengertian yang berbeda. Data hasil percobaan dengan satu perlakuan atau faktor lazim dinyatakan sebagai:
yij = u + Ti + Eij
dengan keterangan: yij=data hasil kuantifikasi pada taraf perlakuan ke-i dan ulangan ke-j, u=nilai peubah tanpa pengaruh perlakuan, Ti=pengaruh perlakuan T taraf ke-i, dan Eij=galat percobaan pada taraf perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. Persamaan ini dikenal sebagai model linier umum (general linear model, GLM). GLM merupakan dasar bagi berbagai teknik analisis statistik, termasuk teknik analisis data yang lazim digunakan untuk menganalisis data percobaan, yaitu analisis ragam (analysis of variance, ANOVA). Dengan menggunakan analisis ragam, ditentukan pengaruh Ti dan Eij terhadap yij dengan cara menghitung Fhitung
Fhitung = KTP/KTG
dengan keterangan KTP=Kuadrat Tengah Perlakuan dan KTG=Kuadrat Tengah Galat. Fhitung memastikan mana yang lebih berpengaruh terhadap yij, perlakuan T atau galat percobaan Eij, Jika nilai Fhitung cukup besar, sangat mungkin perlakuan T yang lebih menentukan nilai yij daripada galat percobaan Eij. Uraian mengenai hal ini akan diberikan lebih lanjut dalam materi mengenai analisis ragam.
Hipotesis, Pengujian Hipotesis, dan Kesalahan Tipe I dan Tipe II
Untuk menggunakan analisis statistik dalam menganalisis data hasil percobaan, terlebih dahulu masalah penelitian perlu dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik. Misalkan dalam merumuskan masalah penelitian kita menduga bahwa panjang tali lato-lato mempengaruhi kinerja memainkan lato-lato maka dugaan tersebut kita rumuskan sebagai hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Misalnya H0 dan Ha dalam percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda adalah:
H0: Rerata kinerja memainkan lato-lato tidak berbeda antar panjang tali yang berbedaHa: Rerata kinerja memainkan lato-lato berbeda antar panjang tali yang berbeda
Kinerja memainkan lato-lato dalam hal ini dapat diukur sebagai lama waktu memainkan lato-lato atau sebagai kecepatan memainkan lato-lato, tetapi tidak keduanya sekaligus. Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah panjang tali lato-lato berpengaruh terhadap lama waktu memainkan lato-lato? Juga untuk menjawab pertanyaan apakah panjang tali lato-lato berpengaruh terhadap lama waktu memainkan lato-lato? Hipotesis nol dan hipotesis alternatif saling berlomba dalam memberikan jawaban, Hipotesis nol menjawab "Tidak", sedangkan hipotesis alternatif menjawab "Berpengaruh". Jika "berpengaruh" merupakan suatu kasus hukum maka hipotesis nol ibarat pembela terdakwa, sedangkan hipotesis alternatif ibarat jaksa. Hipotesis nol dengan segala cara ingin menunjukkan bahwa terdakwa tidak bersalah. Sebaliknya jaksa dengan segala cara berusaha menunjukkan bahwa terdakwa bersalah. Peneliti ibarat hakim, tapi hakim dalam pengadilan sistem Anglo Saxon, di mana yang memutuskan adalah juri. Juri dalam hal ini adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data, yang dalam kaitan dengan uji hipotesis disebut statistik uji (test statistic). Jika kita gunakan ANOVA untuk menganalisis data lama waktu memainkan lato-lato hasil percobaan memainkan lato-lato dengan panjang tali yang berbeda maka ANOVA adalah statistik uji. Sebagai statistik uji, ANOVA menggunakan Fhitung sebagai kriteria pengambilan keputusan. Nilai Fhitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel pada taraf nyata tertentu, biasanya 0,05 dan 0,01. Laku taraf nyata ini sebenarnya apa? Apa pula Ftabel?
Taraf nyata, atau alfa (a), merupakan angka yang ditetapkan sejak awal oleh peneliti sebagai nilai ambang (nilai batas) menerima hipotesis nol. Bila nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel pada taraf nyata 0,05 maka hipotesis nol diterima dan disimpulkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata. Tidak berpengaruh nyata pada taraf nyata 0,05 dengan sendirinya juga tidak berpengaruh nyata pada taraf nyata 0,01 karena nilai Ftabel lebih besar untuk taraf nyata yang lebih tinggi. Jika Fhitung lebih besar daripada Ftabel pada taraf nyata 0,05 berarti hipotesis nol ditolak. Tetapi hipotesis nol ditolak pada taraf nyata 0,05 belum tentu juga ditolak pada taraf nyata 0,01. Yang menunjukkan menerima atau menolak hipotesis nol adalah statistik uji. Statistik uji itu ibarat juri dalam sistem pengadilan Anglo-Saxon. Hakim tinggal membacakan keputusan. Suka tidak suka, peneliti harus menerima keputusan yang dibacakan hakim.
Tentuk saja menerima atau menolak hipotesis nol bukannya tanpa risiko salah (Gambar 1.3.1). Dalam statistika, risiko salah diukur sebagai galat (error). Menolak hipotesis nol padahal sebenarnya harus diterima merupakan galat tipe I (type I error). Taraf nyata alfa (misalnya 0,05) sebenarnya merupakan peluang melakukan galat tipe I sebesar 0,05 atau 5%. Kesalahan tipe I lazim disebut positif salah (false positive) karena dalam percobaan memainkan lato-lato misalnya, menolak hipotesis nol berarti menyimpulkan bahwa panjang tali lato-lato berpengaruh terhadap lama waktu memainkan lato-lato, padahal sebenarnya tidak berpengaruh. Berpengaruh berarti positif, padahal sebenarnya tidak berpengaruh sehingga kesimpulannya salah. Sebaliknya menerima hipotesis nol padahal sebenarnya hasrus ditolak merupakan galat tipe II (type II error). Kesalahan tipe II lazim disebut negatif salah (false negative) karena dalam percobaan memainkan lato-lato misalnya, menerima hipotesis nol berarti menyimpulkan bahwa panjang tali lato-lato tidak berpengaruh terhadap lama waktu memainkan lato-lato, padahal sebenarnya berpengaruh. Tidak berpengaruh berarti negatif, padahal sebenarnya berpengaruh sehingga kesimpulannya salah.
Gambar 1.3.1. Kesalahan Tipe I dan Tipe II dalam menolak dan tidak menolak hipotesis nol |
Lalu Ftabel itu sebenarnya apa? Ftabel sebenarnya merupakan nilai satu sisi dari fungsi sebaran peluang kontinyu Fisher (Gambar 1.3.2). Huruf F dalam Fhitung dan Ftabel terkait dengan nama fungsi sebaran peluang kontinyu tersebut, yang merupakan fungsi perbandingan dua nilai, satu nilai sebagai pembilang dan nilai lainnya sebagai penyebut. Dengan menggunakan fungsi sebaran peluang tersebut, ditentukan nilai Ftabel untuk taraf nyata 0,05 dan 0,01 lalu hasilnya dimuat dalam bentuk tabel dan disebut tabel nilai kritis sebaran peluang kontinyu Fisher, lazim disebut tabel nilai Ftabel. Dengan menggunakan software komputer, kita sebenarnya bisa langsung menghitung nilai kritis tersebut untuk nilai Fhitung tertentu. Dengan menggunakan program aplikasi tabel lajur Excel misalnya, kita bisa menghitung nilai kritis untuk Fhitung=0,532, misalnya pada angka pembilang 3 dan 4 dengan mengetikkan =1 − F.DIST(0.532,3,4,1), dengan memperoleh hasil 0,684. Angka 0,684 ini disebut nilai-p (p-value), Dalam hal ini, nilai-p yang lebih besar dari taraf nyata 0,05 menyatakan bahwa kita mengambil risiko sebesar 0,68 menolak hipotesis nol sehingga sebaiknya menerima hipotesis tersebut.
Gambar 1.3.2. Hubungan antara nilai-p dengan sebaran peluang kontinyu Fisher |
Jika dari melakukan analisis data percobaan dengan ANONA, katakan misalnya kita memperoleh nilai-p sebesar 0,008. Karena nilai ini jauh lebih kecil daripada tarag nyata 0,05 maka kita dapat secara meyakinkan menyatakan bahwa kita mengambil risiko kesalahan sebesar hanya 0,008 atau 0,8% menolak hipotesis nol yang sesungguhnya benar. Dengan kata lain, kita 99,2% yakin untuk menolak hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh perlakuan.
1.3.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
1.3.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
- An Easy Introduction to Statistical Significance (With Examples) dari Scribbr
- Construct Validity: Definition and Assessment dari Statistics By Jim
- Demystifying p-value in analysis of variance (ANOVA) dari Wasy Research
- General Linear Model dalam Research Methods Knowledge Base dari Conjointly
- General Linear Models (GLMs) - Introduction, video dari The Roslin Institute
- General Linear Model (GLM): Simple Definition/Overview dari Statistics How to
- Hypothesis testing, mencakup: (1) Hypothesis testing guide, (2) Null vs. alternative hypotheses, (3) Statistical significance, (4) p value, (5) Type I & Type II errors, dan (6) Statistical power, dari Scribbr
- Statistical Data: Introduction and Real Life Examples dari Basic Statistics and Data Analysis
- Variables: Definition and Types dari Australian Bureau of Statistics
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.
1.2.2. TUGAS KULIAH
1.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Minggu, 18 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Minggu, 18 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.
1.2.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Tugas Kasus
Pada tugas materi kuliah 1.1 Anda sudah diminta mengunduh daftar kelompok, melengkapinya, dan mengunggah file yang sudah dilengkapi melalui tautan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas. Silahkan mengerjakan tugas ini secara kelompok sesuai dengan Daftar Kelompok Mahasiswa, tetapi melaporkan hasil pengerjaan tugas secara individual:
- Dari judul skripsi yang filenya sudah diunduh, memilih satu skripsi yang penelitiannya menggunakan metode eksperimental dan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa peubah. Catat judul skripsi dan perlakuan yang dicobakan dalam percobaan yang dilakukan.
- Baca bagian perancangan peubah, sebutkan peubah yang digunakan dan di antara peubah tersebut, peubah manakah yang lebih tepat daripada yang lainnya untuk mengukur pengaruh perlakuan yang dicobakan.
- Baca uraian mengenai cara mengukur peubah yang paling tepat untuk mengukur perlakuan lalu tentukan apakah pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala nominal, ordinal, interval, atau rasio.
- Tentukan apakah peubah yang dipilih merupakan peubah pertumbuhan atau bukan dan diamati satu kali atau beberapa kali secara berulang.
- Berdasarkan pada jawaban terhadap pertanyaan 2 sampai pertanyaan 4, jelaskan apakah pemilihan peubah pada penelitian skripsi tersebut pada pertanyaan 1 memenuhi validitas konstruk.
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Minggu, 18 Februari 2024 pukul 24.00 WITA.
1.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, Selasa, 13 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 18 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.
***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 5 Februari 2023, belum pernah diperbarui.
Diterbitkan pertama kali pada 5 Februari 2023, belum pernah diperbarui.
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Mrngapa dalam perancangan percobaan, sebagaimana halnya dalam statistika, kita memfokuskan perhatian hanya pada peubah kuantitatif?
BalasHapusKarena fokus penelitian kuantitatif adalah berfokus pada data yang sifatnya numerikal atau dapat dihitung secara angka. Hal ini disebabkan karena pada penelitian kuantitatif analisis dilakukan mengunakan metode statistika. Penelitian kuantitatif lebih banyak mementingkan segi proses karena hubungan bagian-bagian yanng sedang diteliti jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
HapusPeubah kuantitatif mengfokuskan dengan angka dan Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur peubah yaitu dengan teknik analisis statistika yang dapat gunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari mengukur suatu peubah.
HapusPerubahan kuantitatif lebih mudah diukur dan dianalisis secara statistik. Peubah kuantitatif memiliki nilai numerik yang bisa diolah dengan berbagai teknik statistika seperti rata-rata, standar deviasi, uji hipotesis, dan lainnya. Peubah kualitatif sulit dianalisis secara statistik.
HapusPeubah kuantitatif lebih objektif dan konsisten. Pengukuran peubah kuantitatif tidak tergantung pada interpretasi orang yang mengukur. Sedangkan peubah kualitatif bersifat subjektif dan rentan terhadap interpretasi yang berbeda.
Peubah kuantitatif lebih akurat untuk menguji hipotesis. Karena bersifat objektif dan terukur, peubah kuantitatif lebih baik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik.
Peubah kuantitatif memudahkan replikasi dan generalisasi. Karena pengukurannya baku, percobaan yang menggunakan peubah kuantitatif lebih mudah direplikasi oleh peneliti lain. Hasilnya juga lebih mudah digeneralisasikan.
Banyak data dan statistika yang sudah tersedia dalam bentuk kuantitatif, sehingga lebih praktis digunakan dalam penelitian.
Jelaskan apa itu ANONA dan Bagaimana proses mengananalisis data percobaan dengan ANONA tersebut?
BalasHapusAnova merupakan singkatan dari Analysis of variance. Merupakan prosedur uji statistik yang mirip dengan t test. Namun kelebihan dari Anova adalah dapat menguji perbedaan lebih dari dua kelompok. proses menganalisis data percobaan menggunakan Anova adalah melakukan perbandingan dari data" yang akan dianalisis
HapusAnova merupakan singkatan dari Analysis of variance. Merupakan prosedur uji statistik yang mirip dengan t test. Namun kelebihan dari Anova adalah dapat menguji perbedaan lebih dari dua kelompok. proses menganalisis data percobaan menggunakan Anova adalah melakukan perbandingan dari data" yang akan dianalisis
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagaimana cara untuk menghitung hipotesis nol? Dan apakah nantinya hipotesis nol ini akan memeberi tahu kita apakah hipotesis alternatif kita benar???
BalasHapusUntuk menguji Hipotesis nol ini perlu dihitung besarnya kemungkinan untuk diperoleh perbedaan rata-rata dua sampel yang diambil dari dua populasi yang rata-rata sama sebesar perbedaan dua rata-rata sampel tersebut atau lebih. Dan besarnya kemungkinan ini dibandingkan dengan
Hapussignificance level (taraf nyata) yang diminta. Kesimpulan yang ditarik dari hipotesis nol ini bisa saja salah, Kesalahan penarikan
kesimpulan statistik ini ada dua macam yaitu:
1. Kesalahan tipe I
Ialah kesalahan yang terjadi bila H0 yang sebetulnya benar, ditolak.
Kemungkinan terjadinya kesalahan sebesar .
2. Kesalahan tipe II
Ialah kesalahan yang terjadi bila H0 yang sebetulnya salah, diterima.
Kemungkinan terjadinya kesalahan sebesar .
Bagaimana mengkuantifikasi perbandingan suatu yang di ukur dengan suatu perbandingan baku?
BalasHapusMengkuantifikasi dengan cara mengukur menggunakan alat ukur baku sebagai pembanding atau dengan cara mencacah menghasilkan ukuran yang perbedaannya kita ketahui dengan pasti.
HapusMengapa dalam perancangan percobaan, sebagaimana halnya dalam statistika, kita memfokuskan perhatian hanya pada peubah kuantitatif. Jelaskan?
BalasHapuskarena peubah kuantitatif berhubungan dengan angka dan Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur peubah yaitu dengan teknik analisis statistika yang dapat kita gunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari mengukur suatu peubah.
HapusPeubah kuantitatif lebih mudah diukur dan dianalisis secara statistik. Peubah kuantitatif memiliki nilai numerik yang bisa diolah dengan berbagai teknik statistika seperti rata-rata, standar deviasi, uji hipotesis, dan lainnya. Peubah kualitatif sulit dianalisis secara statistik.
HapusPeubah kuantitatif lebih objektif dan konsisten. Pengukuran peubah kuantitatif tidak tergantung pada interpretasi orang yang mengukur. Sedangkan peubah kualitatif bersifat subjektif dan rentan terhadap interpretasi yang berbeda.
Peubah kuantitatif lebih akurat untuk menguji hipotesis. Karena bersifat objektif dan terukur, peubah kuantitatif lebih baik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik.
Peubah kuantitatif memudahkan replikasi dan generalisasi. Karena pengukurannya baku, percobaan yang menggunakan peubah kuantitatif lebih mudah direplikasi oleh peneliti lain. Hasilnya juga lebih mudah digeneralisasikan.
Banyak data dan statistika yang sudah tersedia dalam bentuk kuantitatif, sehingga lebih praktis digunakan dalam penelitian.
Mengapa kita perlu melakukan pengujian hipotesis? Sementara hipotesis merupakan jawaban sementara
BalasHapusSeperti yang telah kita ketahui Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Sehingga dalam melakukan pengujian diperlukan dasar hipotesis untuk membuktikan, apakah. pengujian yang kita lakukan sesuai dengan praduga sementara tersebut atau tidak. Sehingga hipotesis ini menjadi dasar dalam melakukan penelitian
Hapuskita perlu melakukan pengujian hipotesis karena ini membantu kita memastikan bahwa kesimpulan atau pertanyaan yang kita buat berdasarkan data adalah valid dan dapat di andalkan.
HapusUntuk memastikan apakah hipotesis didukung oleh data/fakta atau tidak. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan konsisten dan sesuai dengan data hasil penelitian.
HapusUntuk menghindari bias dan kesalahan dalam menarik kesimpulan. Tanpa pengujian hipotesis, kesimpulan penelitian bisa menjadi subjektif dan dipengaruhi opini peneliti. Pengujian hipotesis dilakukan secara objektif berdasarkan data.
Untuk meningkatkan kredibilitas dan validitas hasil penelitian. Penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dianggap lebih kredibel dan valid karena kesimpulannya didasarkan pada bukti statistik, bukan sekedar opini.
Untuk mengukur signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan yang diamati secara statistik signifikan atau hanya terjadi karena kebetulan.
Sebagai standar prosedur dalam metode ilmiah. Pengujian hipotesis merupakan bagian penting dari proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan baru. Hipotesis yang tidak diuji kebenarannya tidak dapat diterima secara ilmiah.
Bagaimana bila hipotesis tidak sesuai dengan hasil percobaan?
BalasHapusJika hipotesis tidak sesuai dengan hasil percobaan, itu bukan berarti percobaan tersebut gagal. Justru sebaliknya, itu adalah bagian penting dari proses ilmiah. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
Hapus1. Ulangi Percobaan: Kadang-kadang, hasil percobaan mungkin berbeda dari hipotesis karena kesalahan dalam prosedur percobaan atau kesalahan pengukuran. Maka dari itu, penting untuk mengulangi percobaan untuk memastikan hasilnya.
2. Evaluasi dan Modifikasi Hipotesis: Jika setelah mengulangi percobaan hasilnya masih tidak sesuai dengan hipotesis, mungkin perlu untuk mengevaluasi dan memodifikasi hipotesis. Hipotesis adalah prediksi yang didasarkan pada pengetahuan dan informasi yang ada sebelum percobaan. Jika hasil percobaan menunjukkan bahwa hipotesis tidak benar, ini bisa menunjukkan bahwa ada sesuatu yang belum kita ketahui atau pahami.
3. Buat Hipotesis Baru dan Uji Lagi: Setelah hipotesis dimodifikasi, proses percobaan dapat diulangi dengan hipotesis baru. Proses ini berlanjut sampai hasil percobaan sesuai dengan hipotesis.
4. Dokumentasikan Hasil: Baik hasil percobaan sesuai dengan hipotesis atau tidak, penting untuk mendokumentasikan semua hasil dan observasi. Ini membantu dalam penelitian lebih lanjut dan juga bisa berguna untuk orang lain yang mungkin melakukan penelitian serupa.
Ingatlah bahwa tujuan dari percobaan ilmiah bukanlah untuk "membuktikan" hipotesis, tetapi untuk belajar lebih banyak tentang dunia. Bahkan jika hipotesis awal tidak terbukti, percobaan tersebut masih memberikan informasi yang berharga.
Dalam membandingkan 2 rata-rata sampel atau perlakuan, perlu
BalasHapusdiketahui lebih dahulu sifat dari kedua sampel tersebut setiap
anggotanya berpasangan atau tidak, variansnya homogen atau tidak.
Dalam hal ini ada 3 macam keadaan yang mungkin terjadi, yaitu mebandingkan 2 Rerata Sampel yang Tidak Berpasangan, Varians Identik. Membandingkan 2 Rerata Sampel yang Tidak Berpasangan, Variansnya Tidak Identik. Dan Membandingkan 2 Rerata Sampel yang Anggota-anggotanya Berpasangan
Apa hubungan perhitungan statistika rerata (mean), dan sekaligus ukuran sebaran, misalnya ragam (variance) dengan konsep data bukan data terkait peubah x dan peubah y
BalasHapusMengapa Data yang sebenarnya hanya merupakan hasil kuantifikasi suatu peubah?
BalasHapusPeubah Bebas atau Peubah Tetap adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala tau respons penelitian. Peubah ini pada pelaksanaan percobaan atau penelitian disebut perlakuan atau faktor. Karena data data dari peubah yang akan diteliti dan dianalisis secara statistik
HapusDalam memilih peubah Y hal yang perlu diperhatikan adalah terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek yang diukur dan juga ada kesamaan antara hasil tes dengan kondisi yang sesungguhnya dari yang diukur.
BalasHapusMengapa data tidak disebut sebagai suatu fakta?
BalasHapusData sebenarnya hanyalah hasil kuantifikasi suatu variabel. Jika variabel yang kita pilih adalah variabel y yang tepat untuk mengukur pengaruh variabel x, maka itu mengarah pada fakta. Jika tidak, itu akan menjauh. Tetapi meskipun variabel yang kita ukur adalah variabel yang benar, hasil pengukuran terdiri dari ukuran yang kita harapkan ditambah kesalahan. Dalam bahasa statistik kita menyatakan hasil pengukuran variabel y
HapusPengukuran peubah adalah dasar dari penyelidikan ilmiah. Segala sesuatu yang kita lakukan dimulai dengan pengukuran obyek yang akan kita pelajari. Pengukuran adalah pemberian angka atau kode pada suatu obyek. Pada berikut ini, terdapat empat jenis skala pengukuran yaitu :
BalasHapus1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukan tingkatan apapun
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal merupakan untuk membedakan karakteristik antar obyek juga sudah menentukan urutan peringkat dari obyek yersebut.
3. Skala Interval
Skala Interval adalah pemberian angka kepada set dari obyek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data interval.
4. Skala Rasio
Skala Rasio adalah ukuran yang meliputi semua ukuran diatas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur dinamakan ukuran rasio (data rasio).
Skala pengukuran apa yang paling efektif untuk penelitian kuantitatif?
BalasHapusPentingnya membuat rancangan percobaan sebelum melakukan percobaan yakni untuk menentukan perlakuan-perlakuan seperti apa yang harus didesain sehingga tujuan dalam penelitian dapat dijawab.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagaimana cara menginterpretasi hasil uji hipotesis?
BalasHapusBerikut adalah langkah-langkah untuk menginterpretasi hasil uji hipotesis:
Hapus1. Menentukan nilai p dan tingkat signifikansi (α)
2. Membandingkan nilai p dengan α
3. Menghitung efek ukuran
4. Menginterpretasikan hasil secara keseluruhan
Apa peran Ftabel dalam analisis statistika, dan mengapa nilai-p (p-value) dianggap penting dalam menentukan apakah hipotesis nol dapat diterima atau ditolak?
BalasHapusF tabel dan nilai-p (p-value) merupakan alat penting dalam analisis statistik untuk:
HapusMembandingkan varian populasi.
Menentukan signifikansi statistik.
Membantu peneliti dalam interpretasi hasil penelitian.
Peran nilai-p (p-value):
Nilai-p (p-value) merupakan probabilitas memperoleh nilai statistik yang sama ekstrim atau lebih ekstrim dari nilai yang diamati, asalkan hipotesis nol benar.
Pentingnya nilai-p:
Menilai kekuatan bukti: Semakin kecil nilai-p, semakin kuat bukti untuk menolak hipotesis nol.
Interpretasi:
Nilai-p ≤ α (tingkat signifikansi): Tolak H0.
Nilai-p > α: Terima H0.
apa langkah sebelum menganalisis data hasil percobaan dalam analisis statistik?
BalasHapus
Hapus1. merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan spesifik.
2. Menentukan Desain Penelitian
Desain penelitian menentukan bagaimana data akan dikumpulkan dan dianalisis.
3 .Mengumpulkan Data
Data dapat dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti:
Pengukuran: Peneliti menggunakan alat ukur untuk mendapatkan data numerik.
Observasi: Peneliti mengamati fenomena dan mencatat data kualitatif.
Survei: Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden.
4. Memeriksa Kualitas Data
Data yang dikumpulkan harus diperiksa kualitasnya untuk memastikan bahwa data tersebut akurat, lengkap, dan valid.
5. Memilih Metode Analisis
Metode analisis yang dipilih harus sesuai dengan desain penelitian dan pertanyaan penelitian. Ada berbagai metode analisis statistik, seperti:
Analisis statistik deskriptif: Digunakan untuk mendeskripsikan data, seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan sebagainya.
Analisis statistik inferensial: Digunakan untuk membuat kesimpulan tentang populasi berdasarkan data sampel
6. Melakukan Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software statistik, seperti SPSS, R, atau SAS.
7. Menginterpretasikan Hasil Analisis
Hasil analisis harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan sesuai dengan pertanyaan penelitian.
8. Menyusun Laporan Hasil Analisis
Laporan hasil analisis harus memuat informasi tentang:
Pertanyaan penelitian
Desain penelitian
Metode analisis
Hasil analisis
Interpretasi hasil analisis
Mengapa penting untuk mempertimbangkan variabilitas ketika merancang sebuah eksperimen?
BalasHapusMemperhitungkan variabilitas adalah langkah penting dalam merancang sebuah eksperimen yang andal, presisi, dan efisien. Hal ini membantu meningkatkan validitas dan keandalan hasil penelitian.
HapusRancangan penelitian merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian memiliki banyak manfaat, seperti:
BalasHapusMemperoleh arahan dan petunjuk yang paling sesuai untuk proses penelitian.
Menjelaskan tujuan penelitian.
Memberikan gambaran mengenai kesulitan yang akan dihadapi.
Membuktikan hipotesis
Menyediakan sistematis dan strukturisasi dalam penelitian
Membuat penelitian lebih efisien dan efektif
Membuat penelitian lebih transparan dan bersifat objektif Memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian
Menjadi dasar untuk melakukan penelitianRancangan penelitian juga memungkinkan peneliti untuk mengantisipasi kesulitan yang akan dihadapi dan memilih strategi yang tepat untuk mengatasinya
Selain itu, rancangan penelitian juga berfungsi sebagai batas sebuah penelitian, memastikan bahwa penelitian akan berjalan dengan tujuan yang teliti dan jelas
Apa yang menjadi kesimpulan dari pengujian hipotesis terhadap peubah?
BalasHapus
BalasHapusapa perbedaan antara variabel indenpenden dan variabel dependen?
Variabel independen dan variabel dependen adalah dua jenis variabel yang sering digunakan dalam penelitian. Berikut adalah perbedaannya:
Hapus1. **Variabel Independen**:
- **Definisi**: Variabel yang dimanipulasi atau diubah oleh peneliti untuk melihat efeknya.
- **Peran**: Menjadi penyebab atau faktor yang mempengaruhi variabel lain.
- **Contoh**: Dalam penelitian tentang pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman, jenis pupuk adalah variabel independen.
2. **Variabel Dependen**:
- **Definisi**: Variabel yang diukur atau diamati untuk melihat respons atau hasil dari manipulasi variabel independen.
- **Peran**: Menjadi akibat atau hasil dari perubahan variabel independen.
- **Contoh**: Dalam penelitian yang sama, pertumbuhan tanaman adalah variabel dependen.
### Contoh:
Jika Anda meneliti apakah jumlah waktu belajar (variabel independen) mempengaruhi nilai ujian (variabel dependen):
- **Variabel Independen**: Jumlah waktu belajar.
- **Variabel Dependen**: Nilai ujian.
Dengan memahami perbedaan ini, peneliti dapat merancang eksperimen yang tepat untuk menguji hipotesis mereka.
Apa perbedaan antara uji validitas dan reliabilitas
BalasHapusValiditas mengukur sejauh mana hasil bisa mengukur dengan benar apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengukur sejauh mana hasil yang sama bisa diulangi jika menggunakan kondisi yang sama.
HapusValiditas juga digunakan untuk memeriksa hasil, seberapa baik dan sesuai dengan teori yang ada dan juga ukuran lain dari konsep serupa. Sedangkan reliabilitas dipakai untuk memeriksa konsistensi hasil sepanjang waktu penelitian, di berbagai tempat dan peneliti, dan di seluruh bagian dari uji itu sendiri.
Jelaskan perbedaan antara skala nominal, ordinal, interal, dan rasio..!
BalasHapusPerbedaan antara skala nominal, ordinal, interval dan rasio adalah:
Hapus1.Skala Nominal: Skala nominal digunakan untuk memisahkan data saja sebagai pengkategorian.
2. Skala Ordinal: Skala ordinal digunakan untuk mengukur tingkat kategori, tanpa mengukur nilai.
3. Skala Interval: Skala interval adalah data yang termasuk ke dalam data kontinu, yang tidak memiliki nomor atau kode pelabelan seperti data nominal atau data, dan tidak memiliki nilai nol yang mutlak.
4. Skala Rasio: Skala rasio hampir mirip dengan skala nominal, tetapi memiliki nilai 0 yang mutlak.
bagaimana hubungan antara hipotesis nol alternatif dan uji statistik dan nilai p
BalasHapusApa saja tantangan yang mungkin muncul dalam penentuan dan pengukuran peubah tanggapan serta pengujian hipotesis?
BalasHapusMengapa penting untuk memilih metode pengukuran yang tepat untuk peubah tanggapan?
BalasHapusBagaimana skala pengukuran dapat mengukur peubah dengan tepat ?
BalasHapusmengapa dalam perancangan percobaan ,kita memfokuskan perhatian hanya pada peubah kuantitatif saja?
BalasHapusDalam perancangan percobaan, fokus pada peubah kuantitatif memiliki beberapa alasan:
Hapus1. Kemudahan Pengukuran: Peubah kuantitatif dapat diukur dengan angka, sehingga mudah untuk dibandingkan dan dianalisis. Pengukurannya lebih objektif dan terhindar dari bias subjektif.
2. Akurasi: Pengukuran peubah kuantitatif umumnya lebih akurat dibandingkan dengan peubah kualitatif. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi dan terpercaya.
3. Kemudahan Analisis: Data kuantitatif lebih mudah dianalisis dengan menggunakan berbagai metode statistik. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan yang lebih valid.
4. Kemampuan Generalisasi: Hasil penelitian yang menggunakan peubah kuantitatif lebih mudah digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Hal ini karena peubah kuantitatif memiliki sifat yang lebih universal dibandingkan dengan peubah kualitatif.
5. Kemampuan Manipulasi: Peubah kuantitatif lebih mudah dimanipulasi dalam percobaan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengontrol variabel dan menguji efeknya secara lebih terarah.
Meskipun fokus pada peubah kuantitatif memiliki banyak keuntungan, tidak berarti peubah kualitatif tidak penting dalam perancangan percobaan. Peubah kualitatif dapat memberikan informasi yang berharga tentang konteks penelitian dan membantu peneliti untuk memahami hasil penelitian secara lebih mendalam.
Berikut beberapa contoh situasi di mana peubah kualitatif dapat menjadi penting:
Ketika peneliti ingin mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, variabel seperti merek, harga, dan kualitas produk dapat menjadi peubah kualitatif yang penting.
Ketika peneliti ingin mempelajari efektivitas suatu program intervensi, variabel seperti jenis program, durasi program, dan karakteristik peserta dapat menjadi peubah kualitatif yang penting.
Pada akhirnya, keputusan untuk fokus pada peubah kuantitatif atau kualitatif dalam perancangan percobaan tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Peneliti harus mempertimbangkan dengan cermat jenis peubah yang paling sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitiannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApa itu hipotesis nol alternatif dan uji statistik?
BalasHapus